Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Lainnya

Bawa Sketsa Mesut Ozil di Piala Dunia 2022, Pendukung Qatar Balas Aksi Tutup Mulut Timnas Jerman

Aksi penggemar Qatar di Piala Dunia 2022 dinilai sebagai rasa simpatik terhadap rasisme yang dialami Mesut Ozil di 2018.

29 November 2022 | 00.13 WIB

Suporter menutup mulutnya sambil membawa potret Mesut Ozil saat menyaksikan laga grup E Piala Dunia antara Spanyol vs Jerman, di Al Bayt Stadium, Qatar, 27 November 2022. Sebelumnya, timnas Jerman melakukan aksi tutup mulut saat melawan Jepang pada 23 November lalu, sebagai bentuk perlawanan setelah FIFA melarang ban kapten One Love yang merupakan bagian dari kampanye LGBT. REUTERS/John Sibley
material-symbols:fullscreenPerbesar
Suporter menutup mulutnya sambil membawa potret Mesut Ozil saat menyaksikan laga grup E Piala Dunia antara Spanyol vs Jerman, di Al Bayt Stadium, Qatar, 27 November 2022. Sebelumnya, timnas Jerman melakukan aksi tutup mulut saat melawan Jepang pada 23 November lalu, sebagai bentuk perlawanan setelah FIFA melarang ban kapten One Love yang merupakan bagian dari kampanye LGBT. REUTERS/John Sibley

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pendukung tuan rumah Qatar terlihat menghiasi tribun sembari membawa foto dan sketsa Mesut Ozil di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, saat pertandingan Piala Dunia 2022, saat pertandingan Spanyol vs Jerman, Senin dinihari WIB, 28 November. Mesut Ozil adalah mantan pemain Der Panzer keturunan Turki.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Aksi itu memunculkan spekulasi bahwa mereka tengah membalas protes Timnas Jerman yang menyindir tuan rumah dengan tindakan para pemain Der Panzer yang berpose sambil menutup mulut mereka untuk memprotes FIFA yang melarang penggunaan ban lengan One Love yang merupakan kampanye memberi dukungan kepada LGBT. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain aksi memegang foto dan sketsa Ozil, beberapa pendukung Qatar juga tampak menutupi mulut mereka yang merujuk pada perlakuan Jerman terhadap Ozil pada 2018 lalu. Pemain keturunan imigran Turki itu keluar dari tim nasional setelah menjadi sasaran rasis dan kambing hitam ketika Jerman tersingkirkan di awal Piala Dunia Rusia empat tahun lalu.

“Saya orang Jerman ketika kami menang. Tetapi saya seorang imigran saat kami kalah,” kata Ozil saat kepergiannya dari Timnas Jerman, dikutip dari ESPN.

Suporter menutup mulutnya sambil membawa potret Mesut Ozil saat menyaksikan laga grup E Piala Dunia antara Spanyol vs Jerman, di Al Bayt Stadium, Qatar, 27 November 2022. Ini merupakan balasan aksi tutup mulut yang dilakukan timnas Jerman. REUTERS/John Sibley

Mesut Ozil sendiri telah dianggap sebagai salah satu gelandang terhebat di generasinya. Ketika dia mengundurkan diri dari tim Jerman pada 2018, itu mengejutkan banyak orang.

“Dengan berat hati dan setelah banyak pertimbangan karena kejadian baru-baru ini, saya tidak akan lagi bermain untuk Jerman di level internasional. Sementara saya mendapatkan sikap rasisme dan tidak hormat,” tulisnya di Twitter saat itu.

“Dulu saya mengenakan seragam Jerman dengan kebanggaan dan kegembiraan. Namun, sekarang saya tidak… rasisme seharusnya tidak pernah diterima."

Sikap rasisme itu dimulai sebelum Piala Dunia 2018 dimulai ketika Ozil dan rekan setimnya di Jerman, Ilkay Gundogan, berfoto bersama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang kemudian dicemooh oleh pendukung Jerman selama pertandingan pemanansan.

Sikap rasis tersebut semakin meningkat setelah turnamen. Ditambah dengan pernyataan kurang mengenakan dari manajer tim Jerman, Oliver Bierhoff dan presiden federasi saat itu, Reinhard Grindel.

Para pemain Jerman berpose untuk foto grup tim dengan menutup mulut mereka sebelum pertandingan pada laga Grup E antara Jerman vs Jepang di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, 23 November 2022. REUTERS/Molly Darlington

Gundogan yang ikut berlaga dalam permainan imbang 1-1 antara Jerman dan Spanyol itu mengungkapkan bahwa mulai sekarang dia hanya ingin fokus pada sepak bola.

“Sejujurnya, menurut pandangan saya, soal politik sudah selesai,” kata Gundogan.

“Negara Qatar sangat bangga menjadi tuan rumah Piala Dunia, juga negara muslim pertama, dengan saya berasal dari keluarga muslim. Sehingga umat Islam ikut bangga.”

“Jadi saya pikir, sekarang ini hanya tentang sepak bola,” kata pemain Manchester City ini menegaskan.

Timnas Jerman sendiri belum meraih kemenangan di Piala Dunia 2022 Qatar ini. Laga pertama, mereka dipermalukan Jepang dengan kekalahan 1-2. Berikutnya, mereka bermain imbang 1-1 melawan Spanyol. Di laga terakhir babak penyisihan grup, Der Panzer akan melawan Kosta Rika yang menang 1-0 dari Jepang setelah kalah 7-0 dari Spanyol.

ESPN | ALJAZEERA | DESY ALHAMDIANA PUTRI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus