Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pemain tim nasional Indonesia, Bambang Nurdiansyah, bercerita pengalaman bermain melawan legenda sepak bola asal Argentina, Diego Maradona. Laga yang mempertemukan Skuad Garuda dengan Tim Tango yang diperkuat Maradona itu terjadi di Piala Dunia U-20 tahun 1979 di Tokyo, Jepang. "Maradona itu sebelum tampil di junior, dia sudah dipanggil ke tim senior," kata Bambang kepada Tempo, Senin, 6 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sepak terjang Maradona, kata pelatih Muba Babel United itu sudah tersohor ke seluruh penjuru dunia. Bambang yang kini berusia 59 tahun menuturkan jagat sepak bola telah membicarakan nama Maradona yang diprediksi bakal melanjutkan peran Mario Kempes di Timnas Argentina. "Sampai-sampai pelatih kita, Mas Soetjipto Soentoro menyiapkan pemain khsusus untuk menjaga Maradona," ucap Bambang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemain yang dimaksud oleh Bambang yakni Mundari Karya. Mantan pelatih PSIS Semarang ini mengatakan untuk bisa mematikan Maradona, latihan ekstra harus dilakoni oleh Mundari. "Mita latihan dua kali yakni pagi sore, dia (Mundari Karya) tiga kali, fisiknya ditambah karena dia harus mematikan Maradona," kata dia. "Artinya apa, segitunya kita sudah tahu kebintangan Maradona," ucap Bambang menambahkan.
Bambang pun menjelaskan lolosnya Tim Merah Putih ke Piala Dunia U-20 itu sebagai semua berkah. Waktu itu selain tuan rumah Jepang, seharusnya Asia diwakili Irak dan Korea Selatan selaku finalis Piala Asia U-19 1978. Namun mereka menolak tampil karena alasan politis.
Setelah itu, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) menawarkan kepada Kuwait, Korea Utara, Arab Saudi, Iran hingga Bahrain untuk menggantikan posisi Irak. Hanya saja, semua negara di atas menolak. Alhasil, tinggal Indonesia sebagai perempat final Piala Asia U-19 1978 yang tersisa dan mereka pun menerima tawaran dari AFC untuk ambil bagian di Piala Dunia U-20 1979. "Tetapi, waktu itu Korea Selatan dan Irak mengundurkan diri, berurutan ke bawahnya kita Indonesia," ungkap dia.
Selain dengan Argentina dalam Piala Dunia U-20 1979, tim nasional PSSI tergabung di Grup B bersama Polandia dan Yugoslavia. Meski belum berhasil lolos dari fase grup, tim asuhan Soetjipto Soentoro itu tetap mendapat apresiasi dari publik sepak bola tanah air.
Pada laga melawan Argentina, Maradona membobol gawang kiper Endang Tirtana dua kali ketika Argentina mengalahkan Indonesia 5-0. Yugoslavia mengalahkan pasukan Mas Gareng, panggilan akrab Soetjipto, dengan skor sama dan Polandia menang lebih besar melawan skuad Garuda 6-0.
Bambang pun merasa bangga bisa bisa tampil di Piala Dunia U-20. "Seru, membanggakan, ketika itu kita banyak ambil experience
di situ karena kita berhadapan dengan pemain kelas dunia," kara dia.
Selain Bambang, tim Garuda yang tampil di Piala Dunia U-20 1979 yakni Endang Tirtana, David Sulaksmono, Pepen Rubianto, Bambang Sunarto, Arief Hidayat, Didik Darmadi, Nus Lengkoan, Tommy Latuperisa, Mundari Karya, dan Subangkit. Dengan cadangannya adalah Fachrizal, Eddy Sudarnoto, Bambang Irianto, Imam Murtanto, Memed Permadi, Budhi Tanoto, dan Sjamsul Suryono.
IRSYAN HASYIM