Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Spanyol

Federasi Sepak Bola Spanyol Mengakui Ada Masalah Rasisme setelah Insiden Vinicius Jr

Ketua Federasi Sepak Bola Spanyol Luis Rubiales mengakui bahwa sepak bola Spanyol punya masalah besar dalam rasisme.

23 Mei 2023 | 09.58 WIB

Pemain Real Madrid Vinicius Junior ditahan oleh rekannya Antonio Rudiger dan Thibaut Courtois setelah diganjar kartu merah dalam pertandingan Liga Spanyol di Mestalla, Valencia, 21 Mei 2023. REUTERS/Pablo Morano
Perbesar
Pemain Real Madrid Vinicius Junior ditahan oleh rekannya Antonio Rudiger dan Thibaut Courtois setelah diganjar kartu merah dalam pertandingan Liga Spanyol di Mestalla, Valencia, 21 Mei 2023. REUTERS/Pablo Morano

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sepak bola Spanyol punya masalah besar dalam rasisme. Ketua Federasi Sepak Bola Luis Rubiales mengungkap masalah tersebut tak lama setelah Real Madrid mengajukan pengaduan kejahatan rasial menyusul penghinaan yang dilontarkan kepada pemain asal Brasil Vinicius Junior.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

La Liga berada di bawah tekanan untuk berbuat lebih banyak untuk memerangi rasisme setelah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden FIFA Gianni Infantino dan sesama bintang olahraga seperti Kylian Mbappe, Rio Ferdinand dan pembalap Formula 1 Lewis Hamilton menyuarakan dukungan untuk Vinicius.
 
Dalam sebuah posting media sosial, Vinicius Jr. menyebut pelecehan rasis tidak manusiawi. Ia mendesak sponsor dan penyiar untuk meminta pertanggungjawaban La Liga. "Apa yang hilang untuk mengkriminalisasi orang-orang ini dan menghukum klub secara sportif? Mengapa sponsor tidak menuntut LaLiga? Tidakkah televisi repot-repot menyiarkan kebiadaban ini setiap akhir pekan," kata Vinicius dikutip dari Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pernyataan itu muncul sehari setelah pertandingan melawan Valencia di Stadion Mestalla dihentikan selama 10 menit. Penyerang Brasil berusia 22 tahun itu menuding fans lawan telah melontarkan komentar rasis kepadanya. "Masalahnya sangat serius, dan siaran pers tidak berfungsi lagi. Menyalahkan saya juga tidak membenarkan tindakan kriminal," ujar dia.

Patung Christ the Redeemer di Brasil, monumen ikonik di Rio de Janeiro, dimatikan lampunya pada Senin malam untuk menunjukkan solidaritas bagi penyerang Real Madrid itu.

Vinicius, pencetak gol terbanyak kedua Real Madrid musim ini di semua kompetisi (23) di belakang Karim Benzema (29), sebelumnya menggambarkan Spanyol sebagai negara rasis setelah pertandingan melawan Valencia. Itu memicu tanggapan dari Presiden La Liga Javier Tebas, yang mengatakan di Twitter bahwa sudah cukup banyak yang dilakukan untuk memerangi rasisme.  Tebas malah berbalik menyerang Vinicius agar bisa berkaca sebelum mengkritik La Liga. 

Melihat polemik rasisme di sepak bola Spanyol, Rubiales pun angkat bicara. "Hal pertama adalah mengakui bahwa kami memiliki masalah di negara kami. Ini adalah masalah serius yang juga menodai seluruh tim, seluruh basis penggemar, seluruh klub, seluruh negara," ujar dia.
 
Pemerintah Brasil telah memanggil Duta Besar Spanyol untuk menjelaskan insiden tersebut. Kementerian Luar Negeri Brasil telah menyimpulkan bahwa tindakan efektif belum diambil oleh otoritas Spanyol untuk mencegah tindakan rasisme semacam itu.

Adapun Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, lewat akun Twitter-nya, tidak ada toleransi untuk rasisme dalam sepak bola. "Olahraga didasarkan pada nilai-nilai toleransi dan rasa hormat. Kebencian dan xenofobia seharusnya tidak mendapat tempat di sepak bola kita dan di masyarakat kita," tambah Sanchez.

Dewan Olahraga Spanyol sebelumnya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan mempelajari rekaman pertandingan. Mereka akan mencari pelaku untuk diadili. Video yang diposting di media sosial dan diverifikasi oleh Reuters menunjukkan ratusan fans Valencia menyanyikan "Vinicius adalah seekor monyet" saat bus Real Madrid tiba di stadion sebelum pertandingan.

"Saya minta maaf untuk orang-orang Spanyol yang tidak setuju, tetapi hari ini, di Brasil, Spanyol dikenal sebagai negara rasis," tulis Vinicius Jr di Twitter.

Rubiales menyebut komentar Javier Tebas tidak bertanggung jawab. "Mungkin Vinicius lebih benar dari yang kita pikirkan dan kita semua perlu berbuat lebih banyak tentang rasisme," kata Rubiales.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus