Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan direksi Juventus beramai-ramai mundur pada Senin waktu setempat, termasuk CEO Andrea Agnelli. Exor selaku pemilik saham mayoritas pun menunjuk Maurizio Scanavino sebagai CEO sementara.
Pengunduran diri ramai-ramai itu sudah diumumkan Juventus. “Mengingat sentralitas dan relevansi masalah hukum dan teknis-akuntansi yang tertunda, [anggota dewan] telah mempertimbangkan, sesuai dengan kepentingan sosial terbaik, untuk merekomendasikan agar Juventus menyediakan Dewan Direksi baru untuk mengatasi masalah ini," kata mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Juventus akan terus bekerja sama dengan otoritas pengawas dan industri, tanpa mengurangi perlindungan hak-haknya sehubungan dengan kasus terkait laporan keuangan dan komunikasi Perusahaan oleh CONSOB dan oleh Kantor Kejaksaan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Andrea Agnelli ditunjuk menjadi pemimpin tim tersebut oleh John Elkann pada 2010. Ia membawa mantan pemain, Pavel Nedves, sebagai wakilnya. Selain itu, anggota dewan direksi datang dan pergi.
Andrea Agnelli. ecodellosport.it
Keputusan meletakkan jabatan konon didorong oleh investigasi CONSOB (badan yang mengawasi aktivitas di bursa saham) usai menemukan indikasi pemalsuan laporan keuangan, khususnya Juni 2021, sekaligus pemalsuan komunikasi ke pasar sehingga dianggap sebagai aksi manipulasi pasar. Sebagai emiten di bursa, I Bianconeri wajib memberikan keterbukaan informasi.
CONSOB pun meminta agar Juventus menunda pertemuan pemegang saham dari 23 November ke 28 Desember. Kemungkinan besar, klub kembali mengundurkan ke 18 Januari 2023.
Masalah makin rumit ketika Kejaksaan Turin menginvestigasi gaji para pemain selama empat bulan 2020, semasa pandemi. Seharusnya, para pemain tak dibayar selama empat bulan demi memperbaiki neraca klub.
Namun, hal itu tidak dilakukan klub. Berdasarkan kesepakatan di bawah meja, mereka hanya tidak dapat gaji sebulan dan sisanya dibayar seperti biasa. Akibatnya, Juventus harus membuat ulang neraca sesuai poin-poin yang disoroti oleh CONSOB maupun Kejaksaan Turin.
Selanjutnya: Kata Agnelli Saat Mundur
Begini Kata Agnelli Saat Mundur
Sebelum mengundurkan diri, Andrea Agnelli, pengusaha 46 tahun, sempat mengirim surat kepada seluruh staf I Bianconeri.
“Bermain untuk Juventus, bekerja untuk Juventus, targetnya satu, Menang,” demikian Agnelli mengawali suratnya.
“Siapa pun yang memiliki keistimewaan mengenakan kostum Bianconeri mengetahui itu. Siapa pun yang bekerja di tim tahu bahwa kerja keras mengalahkan bakat jika talenta tidak bekerja keras. Juventus adalah salah satu tim terbesar di dunia dan siapa pun yang bekerja atau bermain di sini tahu bahwa hasil terjadi berkat upaya seluruh tim."
“Kami terbiasa dengan sejarah kami dan DNA untuk menang. Dari 2010, kami menghormati sejarah dengan mencapai hasil luar biasa: Stadion, 9 scudetto beruntun tim pria, yang pertama di Italia masuk Netflix dan Amazon Prime, pusat J Medical, 5 scudetto beruntun tim wanita sejak nol."
“Selain itu, kesepakatan dengan Volkswagen (hanya sedikit yang mengetahui), mencapai final Liga Champions di Berlin dan Cardiff (penyesalan terbesar saya), kesepakatan dengan Adidas, Next Gen Coppa Italia, klub pertama yang mewakili tim dalam Komite Eksekutif UEFA, J Museum dan lain-lain.”
“Berjam-jam, berhari-hari, bermalam-malam, berbulan-bulan dan bermusim-musim dengan tujuan selalu berkembang dalam melihat kejadian tertentu. Masing-masing dari kami dapat mengingat momen ini sebelum melangkah ke lapangan: Anda meninggalkan ruang ganti dan berbelik ke kanan, sekitar 20 anak tangga ke atas dengan jeruji besi di antaranya, 10 anak tangga lagi ke atas dan di sana Anda: el miedo escenico (deman panggung) dan pada saat itu, Anda tahu bahwa seluruh tim bersama Anda."
"Hal yang mustahil menjadi mungkin. Bernabeu, Old Trafford, Allianz Arena, Westfallen Stadium, San Siro, Georgios Karaiskakis, Celtic Park, Camp Nou: ke mana pun kami pergi ketika tim bersatu, kami tidak takut pada siapa pun.}
“Ketika tim tidak bersatu, kemudian itu membuka jalan bagi lawan untuk melukai Anda dan itu bisa fatal. Pada momen tersebut, Anda harus punya ketajaman pikiran untuk menahan kerusakan: kami menghadapi momen yang sulit sebagai klub dan persatuan itu hilang. Lebih baik pergi bersama-sama, memberikan kesempatan bagi tim baru untuk membalikkan permainan itu."
“Kesadaran kami akan menjadi tantangan bagi mereka: menjadi sesuai dengan standar sejarah Juventus."
“Saya akan lanjut membayangkan dan bekerja demi sepak bola lebih baik, terhibur dengan ungkapan Friedrich Nietzsche: ‘Dan mereka yang terlihat menari dianggap gila oleh mereka yang tidak bisa mendengar musiknya.’"
“Ingat, kita akan saling mengenali satu sama lain lewat pandangan sekilas. Kita adalah orang-orang Juve! Hingga akhir…”
Agnelli memilih pergi setelah 12 tahun menjadi bos tim. Dalam kurun waktu itu, ia membawa Juventus ke level lain. Selain rekor 9 scudetto beruntun dan 19 trofi di berbagai kompetisi, tim tersebut memiliki stadion megah di Turin, pusat latihan dan medis yang maju serta J Museum.
Andrea Agnelli juga mendorong terbentuknya tim sepak bola wanita di Juventus.
FOOTBALL ITALIA | SKOR.ID
Baca Juga: Prediksi Belanda vs Qatar di Piala Dunia 2022 Malam Ini