Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Lolosnya Newcastle United ke Liga Champions tidak ada dalam pikiran Eddie Howe pada awal musim. Namun, hasil imbang 0-0 di kandang Leicester City menunjukkan transformasi luar biasa klub untuk mengamankan kembali posisi mereka di antara klub elite Eropa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hasil imbang melawan Leicester City membuat Newcastle akan finis di empat besar klasemen Liga Inggris untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir. “Tentu saja targetnya bukan itu (empat besar). Anda selalu berharap dan selalu percaya dan Anda harus bermimpi. Tapi kami tidak merasa kami siap untuk itu,” kata mantan manajer Bournemouth itu kepada Sky Sports.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Setelah perjuangan melawan degradasi, tantangannya apakah kami dapat berkonsolidasi dan menjadi tim yang lebih baik dan tidak masuk ke zona degradasi seperti musim lalu. Saya tidak bisa cukup memuji para pemain untuk mentalitas itu, sikap mereka, apa yang telah mereka berikan kepada saya dan klub," ujar Howe.
Ketika Dana Investasi Publik Arab Saudi membeli 80 persen saham di Newcastle pada Oktober 2021 sekaligus mengakhiri kepemilikan Mike Ashley yang mandul selama 14 tahun, tugas awal Eddie Howe adalah mempertahankan mereka di papan atas. Ia masuk menggantikan Steve Bruce yang gagal meraih kemenangan pada awal musim lalu dan membuat The Maqpies berada di urutan ke-19.
Meski begitu, Newcastle membutuhkan waktu hingga pertandingan ke-15 musim ini untuk mendapatkan kemenangan di Liga Inggris. Setelah itu, dengan bantuan beberapa pemain cerdik seperti bek kanan Inggris Kieran Trippier, gelandang Brazil Bruno Guimaraes dan bek Dan Burn, posisi klub Tyneside akhirnya mulai terangkat.
Newcastle akhirnya finis di urutan ke-11. Momentum datang. Kekuatan finansial membuat Eddie Howe membeli striker Swedia Alexander Isak dan memecahkan rekor transfer klub.
Di atas kertas, Newcastle memiliki kekayaan untuk menyaingi klub mana pun di dunia. Mereka belum merekrut pemain galactico yang mungkin diimpikan oleh para penggemarnya. Tapi, pemain seperti Isak, mantan kiper Burnley Nick Pope dan bek Sven Botman telah memperkuat skuad Eddie Howe.
Mereka mulai mengubah rentetan hasil imbang di awal musim menjadi kemenangan dan terlepas dari penurunan di pertengahan musim, Newcastle mampu tampil konsisten. Faktanya, mereka telah finis di atas tim mapan seperti Liverpool, Chelsea, dan Tottenham Hotspur.
Eddie Howe pun sekarang dapat mulai merencanakan langkah lanjutan mengarungi kompetisi musim depan. "Kami harus melakukan perekrutan dengan bijak seperti yang telah kami lakukan di setiap jendela sejauh ini," kata Howe. "Tapi jendela berikutnya akan menjadi yang tersulit. Kami tahu musim depan tantangannya akan lebih besar."
Finis empat besar pertama Newcastle di Liga Inggris sejak 2003 memicu perayaan pada Senin waktu setempat. Howe mengatakan langkah selanjutnya adalah mengantarkan trofi besar pertama sejak 1955 setelah tumbang di final Piala Liga tahun ini. "Saya ingin sukses untuk klub sepak bola ini. Jadi kami akan mencobanya. Saya merasa kami telah mencapai sesuatu yang hebat tetapi tidak ada trofi. Kami akan menikmati malam ini jika kami ingin membawa trofi ke sini di masa depan," ujar dia.