Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

Saran Eks Bos Inter Milan ke Prilly Latuconsina yang Baru Beli Persikota

Erick Thohir mengapresiasi langkah Prilly Latuconsina yang membeli saham klub sepakbola Persikota Tangerang.

7 Februari 2022 | 23.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah (kanan) memberi keterangan pers bersama pelatih Persikota Tangerang Sahala Saragih (tengah) dan pemilik klub Prilly Latuconsina seusai kemenangan atas Persikasi Bekasi dalam laga pembuka Liga 3 Nasional di Stadion Benteng Reborn, Tangerang, Banten, Minggu, 6 Februari 2022. (Antara)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir memberi saran tentang pengelolaan klub sepak bola kepada aktris Prilly Latuconsina. Prilly belum lama ini mengumumkan pembelian atau kepemilikan saham di klub Persikota Tangerang.

Dalam siaran langsung melalui Instagram bersama Prilly, Erick menjelaskan strategi pengelolaan klub sepak bola Eropa tidak bisa langsung diterapkan di Indonesia. Erick yang pernah menjadi Presiden Inter Milan pada 2013 menilai pengelolaan klub di Eropa juga berbeda dengan di Amerika Serikat.

Di Amerika Serikat, ia menceritakan, pendapatan klub berasal dari televisi, tiket pertandingan dan merchandise. Sementara di Eropa, pendapatan klub datang dari televisi, sponsorship, tiket menonton pertandingan, dan merchandise.

"Bukannya di Amerika tidak perlu sponsor, tapi memang media market di Amerika luar biasa powerful. Mereka perlu konten sebanyak-banyaknya. Di Indonesia beda lagi, kita memang kebanyakan masih dari sponsor, lalu ticketing, medianya sedikit, merchandise-nya sedikit," tutur Erick, Senin, 7 Februari 2022.

Dengan perbedaan pendapatan itu, Erick mengatakan Prilly perlu memiliki cara mengatur keuangan. Ia mencontohkan jika 55 persen pengeluaran berdasarkan dari pendapatan, di Amerika relatif mudah diprediksi. "Kalau di Eropa juga mudah, tetapi masalahnya kalau di Eropa bola sudah sesuatu yang diikutiin setiap hari, mereka kadang tidak disiplin masalah gaji," kata Erick.

Sedangkan di Indonesia, menurut dia, masih mencari bentuk karena pendapatan datang dari sponsor. "Jadi itulah kenapa mestinya di Indonesia harus mesti disiplin lagi karena ketidakpastian pendapatan dari income bukan dari media," tuturnya.

Pria yang pernah menjadi Wakil Komisaris Persib Bandung itu juga mengingatkan kepada Prilly bahwa sepak bola punya godaan yang bernama ego. Menurut dia, ego dapat menutup mata pemilik untuk melihat klub sepak bola dari sudut pandang bisnis.

"Harus diseimbangkan antara ego dan bisnis. Memang tidak mudah, tapi saya yakini kalau kita mau berdisiplin dan me-manage tidak hanya mengejar sebuah nama saja," kata Erick. Di sisi lain, pemilik klub juga harus dekat dengan fans

Erick mengibaratkan fans sebagai darah bagi klub sepak bola. Filosofinya, kata dia, fans menitipkan klub kepada sang pemilik, sehingga pemilik harus mengelola klub seperti aset bersama.

Lebih dari itu, Erick mengapresiasi Prilly yang mau terjun ke industri yang berbeda dari dunia yang dia telah geluti selama ini. "Saya sangat senang ketika ada wanita memiliki klub bola. Karena ini biar menjadi tren yang bagus," kata Erick.

Ia pun mengapresiasi kehadiran generasi muda di dunia olahraga, seperti Raffi Ahmad pemilik Rans Cilegon FC), serta Gading Marten dan Baim Wong di klub basket. "Kita juga mengharapkan pola pikir pengelolaan klub dan liga akan berubah karena adanya generasi baru yang masuk ke industri olahraga," kata Erick Thohir merespons langkah Prilly Latuconsina yang membeli saham Persikota.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus