Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rasa bangga sedang menyelimuti hati pasangan pebulu tangkis Hendra Setiawan dan Markis Kido. Pasangan ganda bulu tangkis ini telah mengharumkan nama bangsa dengan membawa pulang emas di ajang Olimpiade Beijing, 16 Agustus lalu. Sebuah kado peringatan kemerdekaan yang manis.
Hendra dan Kido tidak terlalu terkejut dengan kemenangan ini. Jauh sebelum berangkat, keduanya telah berlatih keras dan memasang target emas. "Saya yakin akan menang," kata Hendra, 24 tahun, yang menyabet gelar juara dunia pada pertandingan bulu tangkis di Malaysia pada 2007.
Kido, 24 tahun, bahkan mengaku dihampiri firasat kemenangan yang cukup kuat. "Lima kali berturut-turut saya didatangi almarhum Ayah dalam mimpi," kata Kido, Kamis pekan lalu. Sang ayah, Djumharbey Anwar, sebelum meninggal pada usia 65 tahun, April lalu, pernah menyatakan niat ingin menyaksikan Kido bertanding di ajang Olimpiade. "Seolah-olah Ayah jadi suporter pada pertandingan itu. Saya jadi bersemangat," ujar Kido. Djumharbey dikenal sebagai pendukung utama karier olahraga putra-putrinya. Dua saudara Kido, yakni Pia Zebadiah dan Bona Septano, juga atlet bulu tangkis nasional.
Di lapangan, Hendra dan Kido bermain amat kompak. Tak hanya irama permainan badminton, keduanya telah memahami sifat masing-masing. "Biasanya kalau Kido emosional, saya yang menenangkan," kata Hendra, yang berpasangan dengan Kido sejak 2003.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo