"WAH, panas sekali," kata Beverly Neils (19 tahun), Miss Wales
1979. Maksudnya 'pedas' -- dan bahasa Inggris memang tidak
mengenal kata itu. Awal Februari lalu dia bersama Carolyn Anne
Seward (19 tahun), Miss United Kingdom, dan Lorraine Davidson
(20 tahun), Miss Scotland, makan siang bersama wartawan di Hotel
Borobudur Jakarta. Yang disediakan hanya makanan Indonesia. "Dan
saya ambil entah apa namanya, semua serba sedikit. Panas sekali
(very hot)," ujar Neils sambil meneguk air es.
Ketiga gadis tersebut mampir di Jakarta selama dua malam satu
hari, dalam acara kunjungan ke 8 negara Asia dalam tempo hanya
16 hari. Tinggi semampai dengan rias tidak begitu menyolok,
mereka punya keinginan yang berbeda meskipun sejenis. Carolyn
Seward -- yang terpilih jadi juara runner-up dalam lomba Miss
World Nopember lalu -- kepingin jadi aktris dan wanita model.
Lorraine Davidson pingin punya salon kecantikan. Sedang Beverly
Neils, entah pingin apa, mengharap tampangnya bisa muncul di
kulit muka majalah Vogue.
Apakah unsur kecantikan di atas segala-galanya, dalam kehidupan
mereka? Hampir berbareng mereka menjawab: "Tidak," Lorraine,
yang paling banyak omong dan paling tidak pemalu, cepat
menambah: "Otak. Itu yang paling utama." Lorraine menjahit
bajunya sendiri dan senang olahraga badminton. Sedang Neils
mengaku menjaga kesehatannya dengan berlatih yoga setiap hari.
Lorraine bertutur: "Waktu kecil, saya dulu seperti laki-laki.
Rambut dipotong pendek, dan ibu saya tidak percaya saya ikut
lomba kecantikan -- dan menang pula."
Kedatangan mereka diatur biro pariwisata Inggris dan perusahaan
penerbangan SIA. Ketika harus menceritakan daerah masing-masing,
selembar teks ada di atas paha mereka. Bagaimana pendapat mereka
tentang Perdana Menteri Margaret Tatcher? "Ah, dialah Miss
England," jawab Lorraine.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini