Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Berita Tempo Plus

Luna Maya, Donasi Sekolah di Sumba

Luna Maya kerap mengunjungi Nusa Tenggara Timur untuk menyalurkan bantuan pendidikan. Miris melihat kondisi sekolah di sana.

21 Februari 2025 | 21.00 WIB

Luna Maya. Instagram.com/Lunamaya
Perbesar
Luna Maya. Instagram.com/Lunamaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Aktris dan model Luna Maya kerap mengunjungi Nusa Tenggara Timur untuk menyalurkan bantuan sekolah.

  • Dia mendirikan Yayasan Luna Maya Nawasena yang berkonsentrasi pada isu pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau daerah 3T.

  • Luna Maya telah menyalurkan bantuan di sekolah dasar negeri di Kupang dan Sumba Timur serta akan mengunjungi Flores.

BELAKANGAN, Luna Maya kerap bolak-balik ke Nusa Tenggara Timur. Bukan untuk menjalani syuting film atau pemotretan, ia di sana melakukan kerja sosial. Lewat Yayasan Luna Maya Nawasena, Luna menyalurkan bantuan fasilitas pendidikan ke sekolah-sekolah di wilayah tersebut lewat program Nyaman Bersekolah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Perempuan 41 tahun itu menaruh perhatian pada isu pendidikan di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar atau daerah 3T. Yayasan yang dia dirikan membantu Sekolah Dasar Negeri Enoraen di Amarasi Timur, Kupang, dan SD Negeri Paralel Wutu Ahu di Andamonung, Sumba Timur. “Rencananya akan dilanjutkan di Flores,” katanya kepada Tempo di Jakarta, Sabtu, 1 Februari 2025.

Untuk mencapai dua sekolah itu, Luna menempuh perjalanan darat dari Bandar Udara El Tari di Kupang dan Bandara Mau Hau di Waingapu di Sumba Timur. Durasi safarinya hingga enam jam. “Sebagian jalan beraspal, sebagian tidak,” tuturnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pemeran utama dalam film Sumala arahan Rizal Mantovani yang sedang tayang di Netflix itu melihat langsung banyak sekolah dengan bangunan tak layak serta kekurangan guru dan buku. Di Sumba Timur, misalnya, dia mendapati satu sekolah yang hanya punya satu buku pelajaran matematika. Para muridnya juga kesulitan diajak berkomunikasi oleh Luna dan kawan-kawannya. “Beberapa belum bisa berbahasa Indonesia,” ujar Luna.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ihsan Reliubun

Ihsan Reliubun

Menjadi wartawan Tempo sejak 2022. Meliput isu seni dan budaya hingga kriminalitas. Lulusan jurnalistik di Institut Agama Islam Negeri Ambon. Alumni pers mahasiswa "Lintas"

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus