BROOKE Shields, 23 tahun, kini jadi reporter surat kabar The Flash. Ia selalu pulang membawa berita eksklusif. Padahal, tugas yang diberikannya bukan perkara enteng. Ia ditugasi ke Amerika Selatan, mewawancarai seorang mata-mata Rusia. Berhasil. Lantas ia diminta memburu seorang ilmuwan pelarian Nazi. Eh, berhasil juga. Untuk tugas itu, kalau lengah sedikit saja, nyawa taruhannya. Kok, hebat, ya? "Aku memang suka adegan yang penuh bahaya. Kurasa adegan-adegan itu sangat enak ditonton," kata Brooke, sarjana sastra lulusan University of Princeton ini. Ditonton? Ya, ini lagi-lagi cuma dalam film. Tunggu dulu. Film Brenda Starr Reporter, dengan sutradara Robert Ellis Miller ini, bukan kisah khayal. Brenda Starr memang wartawati jagoan di tahun 1940-an. Dan Brooke yang menjadi Brenda itu tak kalah beraninya. Ketika pengambilan gambar adegan yang penuh bahaya, Brooke ngotot untuk melakukannya sendiri, tak mau digantikan seorang stunt girl. "Aku menyukai adegan bahaya itu," katanya berkali-kali. Untuk persiapan itu, Brooke banyak melakukan latihan otot dan bela diri. Hebat juga. Anehnya, di mata Brooke, Brenda bukan tokoh yang patut disejajarkan sebagai pahlawan. "Aku jengkel dengan pendapat seperti itu," katanya. "Brenda tak ubahnya manusia biasa, bukan seorang pahlawan. Kalau ia berhasil mengatasi semua peristiwa yang dihadapinya, itu 'kan karena ia cerdik dan punya inteligensia tinggi," begitu dalih Brooke. Kelebihan Brenda lainnya yang diakui Brooke adalah kecantikannya, "Seperti diriku juga". Wah, buntutnya itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini