MR Lennon. Panggilan ini membuat John Lennon menoleh. Dor, satu peluru. Dor, dua peluru. Lennon sempoyongan. Dor, peluru ketiga. Si penembak, Mark David Chapman, sempat ngeri, sasarannya belum mati. Dor, dor. Di peluru kelima, pemusik legendaris ini terkapar. "Beatles mengubah dunia dan aku mengubah mereka," teriak Chapman, tiga jam kemudian, di penjara. Tragedi yang berusia tujuh tahun dua bulan itu diputar ulang Selasa pekan lalu oleh televisi swasta Inggris, British Independent. Ada hal baru yang diselipkan dalam siaran itu. Mark Chapman, kini 32 tahun. mengubah pengakuannya. Ia berkata, tak merencanakan pembunuhan itu. Tiba-tiba saja ada yang membisikkan ke otaknya "lakukan itu." Lalu ia merogo revolver kaliber 38-nya, dan ketika orang yang dipanggilnya menoleh, "Dalam hati saya kata kan bahwa orang ini harus mati dalam waktu kurang dari lima menit dan saya menarik picu dalam posisi siap tembak." Yang terungkap selama ini Mark mengidap kelainan jiwa dan ia mengidentifikasikan dirinya sebagai Lennon. Memang antara Mark dan John ada banyak kesamaan. Sama-sama suka musik sejak remaja, suka sana kecil, dan sama-sama mengawini gadis Asia yang usianya lebih tua. Mark pun membuat tanda tangannya seperti Lennon. Bedanya adalah nasib. Maka Mark pun terbang dari Honolulu, menemui Lennon di apartemennya di Manhattan, Ne York, suatu hari di bulan Desember 1980. Dor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini