PRESIDEN Rusia Boris Yeltsin suka ceplas-ceplos. Di hadapan wartawan televisi CBS, beberapa waktu lalu, ia ungkapkan rahasia rumah tangganya. ''Ketika menikah, kami hanya punya dua kursi. Kami tidur di lantai. Karena itu, anak kami dua-duanya perempuan,'' kata Yeltsin, yang pekan lalu gajinya dinaikkan menjadi sekitar Rp 365.000 sebulan. Tak jelas, apa hubungan tidur di lantai dan di kasur dengan kehadiran anak. Yang pasti, selain suka bicara terus terang, ia juga keras hati dan disiplin. Misalnya, ia tak mau minum teh yang sudah dingin. Ia juga melarang cucunya minum selagi bermain tenis. ''Tak baik kalau lagi main kamu minum. Tahan hausmu,'' kata Yeltsin sambil mengajari cucunya main tenis. Toh Yeltsin bisa juga ngambek. Saat dikritik tentang kebijaksanaan dalam negerinya, kontan ia marah. ''Saudara tahu tidak kesulitan kami? Ada tujuh orang sakit jantung, seorang di antaranya ibu saya. Beliau tidak diobati sampai meninggal. Sudah. Stop wawancara,'' katanya. Wartawan CBS pun minta maaf. Tapi Yeltsin diam saja, lalu meninggalkan tempat wawancara untuk main tenis lagi. Keruan saja, wartawan Radio Moskow yang menjadi penerjemah ikut sibuk membujuknya. ''Ya sudah, saya maafkan. Tapi wawancara selesai,'' kata Yeltsin ketus. Dan benar-benar selesai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini