Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Lilie Wijayati, perancang busana asal Bandung, bertekad mencapai tujuh puncak tertinggi Indonesia.
Setelah menggapai enam gunung tertinggi di berbagai pulau di Indonesia, Lilie akan mendaki Puncak Jaya di Papua.
Ia akan menjadi orang tertua yang mencapai puncak gunung tertinggi di Indonesia.
BAGI Lilie Wijayati Poegiono, usia hanyalah angka. Umur yang hampir menyentuh 60 tak menghalanginya menggapai impian, yang sulit diraih mereka yang lebih muda, yaitu mencapai tujuh puncak tertinggi Indonesia atau seven summits Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejauh ini Lilie telah menapakkan kaki di enam puncak tertinggi di Indonesia. Dari Gunung Kerinci di Sumatera Barat dan Jambi sampai Gunung Binaiya di Pulau Seram, Maluku. Pada bulan depan Lilie akan mendaki Gunung Jaya Wijaya dengan target mencapai titik tertingginya, yaitu Puncak Jaya yang berketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Juga dikenal dengan Piramida Carstensz, lokasi itu merupakan titik tertinggi Indonesia dan satu dari tujuh puncak dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lahir di Malang, Jawa Timur, 2 Oktober 1965, perempuan berdarah Tionghoa ini menyukai treking sejak usia sekolah menengah pertama. Saat itu dia kerap menjelajahi bukit-bukit pendek dan kecil di sekitar kota tempat tinggalnya, meski izin orang tua yang sulit didapatkan. “Ibu saya sangat protektif,” kata Lilie di rumah sekaligus bengkel busananya di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa, 21 Januari 2025. “Saya hanya boleh mendaki tektok. Tidak boleh menginap.”
Beranjak besar, Lilie sesekali mendaki dan mulai menargetkan puncak, meski sebatas pada gunung-gunung kecil, seperti Kawah Ijen dan Dataran Tinggi Dieng. “Gunung setinggi tiga ribuan meter pertama saya adalah Gunung Gede,” ujarnya. Gunung Gede merupakan gunung berapi di Jawa Barat dengan ketinggian 3.026 meter.
Lilie Wijayati merancang gaun di rumahnya yang dijadikan bengkel kerjanya di Bandung, Jawa Barat, 21 Desember 2024. Handewi Pramesti
Usia Lilie saat itu 17 tahun. Setelah itu, karena sibuk kuliah, bekerja, dan menikah, Lilie sedikit melupakan pendakian. Saat bekerja sebagai karyawan pusat layanan telepon PT Telkom Indonesia di Bandung, dia kerap menjual baju jahitannya ke rekan-rekan kerja. Kian lama, jumlah pelanggannya bertambah banyak sehingga dia memutuskan pensiun dini pada 2007 dan mendirikan label busana "La Belle Femme" pada 2009. Dengan bekerja di rumah, Lilie juga bisa berfokus membimbing kedua anaknya.
Setelah kedua anaknya kuliah, barulah Lilie memiliki lebih banyak waktu untuk dirinya. Dia mulai mencari aktivitas di luar kesibukannya menjahit. Elsa, teman SMA-nya, menjadi orang pertama yang kembali mengajak Lilie hiking. “Saat itu saya merasa berbadan gemuk di usia 48,” kata Lilie, tertawa. “Lalu, mulailah saya masuk ke sasana kebugaran.”
Kedua sahabat lama itu kemudian melakukan pendakian pertamanya setelah sekian lama absen, yaitu Gunung Merapi. “Tapi hanya sampai area lava di kaki Merapi. Tidak mendaki serius. Pada saat itu kami berpikir, rasanya enak ya kalau kami mendaki gunung,” tutur Lilie.
Gunung Semeru, yang menjulang 3.676 meter di Jawa Timur, menjadi pilihan pertama mereka meski tanpa persiapan berarti. “Kami membawa keluarga,” kata Lilie. Sayang, mereka tidak mencapai puncak. Saat itu, ada insiden yang menewaskan satu pendaki sehingga semua pendaki diwajibkan turun.
Insiden itu tidak membuatnya kapok. Bersama teman-teman alumni SMA Saint Albertus Malang lainnya, Lilie mulai mendaki puncak yang pendek lebih dulu, seperti Gunung Prau (2.590 meter), lalu Gunung Lawu (3.265 meter).
Puncak pertama yang termasuk dalam seven summits Indonesia yang pertama kali Lilie capai adalah Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat pada 2018. Usianya saat itu 53 tahun. “Waktu itu belum ada jalur Torean," katanya. Jalur Torean merupakan satu jalur pendakian populer yang menawarkan pemandangan alam berupa hutan tropis, air terjun, danau, dan sumber air panas serta durasi pendakian yang lebih singkat. Lilie dan kawan-kawan menghabiskan waktu lima hari. Kini durasi pendakian gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia itu dibatasi maksimal empat hari.
Lilie Wijayati di puncak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, 2018. Dok. Pribadi
Lilie merasa ketagihan. Dia ingin menggapai tujuh titik tertinggi Indonesia. Lilie pun memutuskan kembali ke Gunung Semeru dan menargetkan puncak. Namun Semeru tidak semudah itu untuk disentuh. Setelah tiga kali mencoba, barulah Lilie mencapai pucuk Pulau Jawa tersebut. "Dengan bantuan teman pendaki senior," ucapnya.
Berikutnya, pada 2022 dan 2023, Lilie berturut-turut menggapai puncak gunung yang termasuk dalam seven summits Indonesia lain, yaitu Gunung Kerinci, Latimojong, Bukit Raya, dan Binaiya. "Setiap gunung punya keindahan dan kisah tersendiri," ujarnya.
Meski demikian, Lilie menyebutkan pendakian yang paling berkesan adalah empat gunung di Maluku Utara—tidak termasuk seven summits. "Dalam sepekan, saya mendaki empat gunung yang luar biasa, yaitu Gamkonora, Dukono, Gamalama, dan Marijang."
Menurut Lilie, mencapai puncak gunung bukan sekadar membutuhkan persiapan fisik, tapi juga mental. "Mengajarkan saya kegigihan dan jiwa pantang menyerah,” kata perempuan yang dipanggil "Mamak" oleh teman-teman pendakinya itu.
Kini Mamak membutuhkan kegigihan yang lebih tebal untuk mencapai Puncak Jaya. Dia dijadwalkan berangkat ke Papua pada pekan terakhir Februari 2025.
Sebagai persiapan fisik, dia hampir setiap hari mengasah otot dan stamina di pusat kebugaran. Porsi latihannya berupa kardio—bisa body combat atau joging—sebanyak 30 persen, latihan beban yang berfokus pada tubuh bagian atas dan kelas body pump sebanyak 50 persen, serta yoga sebanyak 20 persen.
Tidak terbebani dengan latihan fisik di usia lebih dari setengah abad? Lilie mengatakan latihan olahraga justru membuatnya lebih bugar dan bahagia. “Saya bertemu dengan teman-teman baru yang bisa diajak ngopi juga,” katanya, tertawa.
Lilie Wijayati melakukan latihan angkat beban di sasana kebugaran. Dok. Pribadi
Mengingat pendakian Carstensz melibatkan technical climbing—memanjat tebing dengan peralatan dan teknik khusus—Lilie juga melakukan persiapan teknis dengan latihan panjat tebing di Citatah, Padalarang, Bandung, minimal sebulan sekali.
Mendaki gunung kini kian populer. Gunung Gede, misalnya, dipenuhi anak muda dengan aneka gaya busana dan dandanan pada akhir pekan. Lilie senang melihat peningkatan kecintaan generasi muda pada alam tersebut.
Namun dia mengingatkan bahwa gunung bukanlah tempat bermain. Mendaki gunung merupakan olahraga yang tergolong berbahaya. "Maka, perlu persiapan, baik fisik maupun peralatan," ujar Lilie, yang pernah terjatuh hingga tempurung lututnya bergeser dan harus beristirahat enam bulan. "Kalau tidak mampu beli, bisa pinjam atau beli barang bekas yang masih bagus."
Di tengah keriuhan suara mesin jahit di rumahnya, Lilie tak henti memikirkan Puncak Jaya. Sejauh ini, berdasarkan situs web The Seven Summits of Indonesia, hanya ada 55 orang yang pernah mencapai tujuh puncak tertinggi Indonesia—kebanyakan menempatkan Carstensz di agenda terakhir.
Jika tak ada aral, pada akhir Februari nanti, Lilie Wijayati tercatat sebagai perempuan tertua di daftar orang yang bisa mencapai puncak gunung tertinggi di Indonesia itu. ●
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo