Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Malam Perpisahan Dengan Wartawan

PWI Jaya mengadakan acara selamat jalan dengan Ali Sadikin di Balai Kota. Hadir semua pemimpin redaksi termasuk yang korannya ditutup. Wakil harian kami menyerahkan kenang kenangan.

2 Juli 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PWI Jaya Kamis pekan lalu mellgadakan acara "selamat jalan" juga dengan Bang Ali. Tempat: di Balai Kota. Yang hadir: hampir semua pemimpin redaksi atau wakilnya dari penerbitan di Jakarta. Termasuk: pemimpin redaksi koran-koran yang kena breidel Pemerintah antara lain T.D. Hafas dari almarhum Nusantara. Hafas. kini bekerja memimpin suatu perusahaan bersama tokoh gerakan wiraswasta Dr. Soeparman. nampak lebih segar dan sehat. "Saya tak mengira bahwa saya akan termasuk orang yang diundang", katanya kepada dua orang wartawan lain yang semeja duduk makan dengannya. Nusantara dulu gencar sekali menghantam kebijaksanaan Ali Sadikin soal pembangunan kios di dekat bioskop Menteng dan Ali Sadikin keras pula marahnya kepada koran itu. Ternyata malam itu Bang Ali - setelah menerima kopi dokumentasi berbagai penerbitan di Jakarta yang memuat hal-hal tentang DKI di masa pemerintahannya - meminta juga kopi dokumentasi Nusantara, di samping Pedonlan dan Indonesia Raya almarhum. Di antara penerbitan yang sudah dicabut SIT-nya, cuma Harian Kami yang diwakili oleh Zulharman Said yang menyerahkan kenang-kenangannya. Kata Bang Ali malam itu pula: ia memang suka marah kalau dikritik terutama kalau si pengkitik tak tahu betul duduk perkaranya. Tapi ia, katanya, tak pernah usul kepada Kopkamtib atau Deppen agar kalau pengritik itu dicabut SlT-nya. Sebab kalau dicabut, "pekerjaan Pak Domo (Kas Kopkamtib - Red.) memang berkurang, tapi pekerjaan saya jadi tambah", karena ada sejumlah penganggur baru: para karyawan suratkabar yang dimatikan itu. Lagipula, kata Ali Sadikin pula, lebih baik koran tidak takut-takut mengungkapkan keadaan. "Soal benar atau tidak, itu nanti -- pokoknya info sudah masuk", katanya. Daripada kita menyangka keadaan tenang, beres, tapi tiba-tiba ada "pendadakan". Istilah Sadikin tetap istilah militer, tapi malam itu para wartawan pada manggut-manggut faham betul. Dan akur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus