DUDUK bersimpuh semalam suntuk seraya menembang--selama setengah
abad telah membuat nama Nyi Tjondroloekito berkibar sebagai
pesinden top. Banyak sudah medali emas yang diterimanya. Bahkan
tahun lalu ia menerima Anugerah Seni dari pemerintah. Tapi sudah
lebih sebulan ini ia terbaring di tempat tidur di rumahnya,
bilangan Setiabudi Jakarta, karena mengidap gangguan di mata.
Gejala tak beres mulanya dirasakan waktu bangun tidur.
"Penglihatan saya kabur,dan begitu turun tempat tidur, kepala
pusing -- kemudian muntah. Begitu selama satu hari," tutur ibu
12 anak dan nenek 22 cucu ini. Esoknya ke dokter. disuntik dan
diberi obat. Pusing serta mual memang lenyap, namun bola
nlatanya tak bisa digerakkan, juga kelopaknya. "Kalau dipaksa
melek yang nampak hanya warna putih. Ngeri, kan? Terpaksa
seminggu cuma tutup mata, dan kepala sakitnya bukan main," ia
mengenang saat gawatnya.
Ia pergi ke doktcr hlin. Puriksa punya periksa, "Dokter bilang
mata saya nggak apaapa, cuma ada ototnya yang terlalu letih."
Maklum, biasa bergadang. Tapi pesinden kenamaan ini masih
bertekad terus menembang, "Sampai suara saya 'meleyot' dan tak
ada lagi yang mau mendengar "guyonnya sambil tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini