HANYA Ki Nartosabdho 57 tahun, dalang beken itu, yang tampak
gelisah di antara penerima Satya Lencana Karya Satya dan
penerima hadiah seni, olahraga, ilmu pengetahuan dan pendidikan,
29 Oktober di Ruang Sidang Dep. P&K. Mengenakan pakaian adat
Jawa, dengan beskap biru, kain wiron, lengkap dengan keris
seakan-akan hendak mendalang, ia sebentar-sebentar bertanya
kepada rekan di sampingnya.
"Sudah sampai belum?" Maksudnya, Menteri Daoed Joesoef yang
hendak menyampaikan penghargaan. Agaknya ia kegerahan. AC ruang
itu tidak cukup dingin bagi sang dalang seorang pembantunya
mengipasinya dengan setia.
Dan ketika dalang yang dulu memimpin karawitan Wayang Ngesti
Pandowo yang kini lagi rudin itu ditanya berapa besar hadiah
seni yang diterima, ia tampak kaget. "Wah . . . " Rupanya ia
main teken, tanpa sempat menengok berapa angka di buku Tabanas
yang ditandatanganinya.
Yang nampak senyum sana senyum sini adalah pematung G. Sidharta,
50 tahun, dari Senirupa ITB. Pembuat patung Proklamasi di Gedung
Pola dan pembuat relief bertemakan Sumpah Palapa di Gubernuran
Surabaya antara lain, meraba-raba lencana bundar di dadanya yang
barusan disematkan Menteri P&K. "Ini emas betul apa bukan, ya?"
guraunya.
Hadiah Ilmu Pengetahuan tahun ini diterimakan kepada Menteri
Ristek Prof. Dr. Ir. B.J. Habibie, 46 tahun, dan Prof. Dr. Teuku
Jacob, Rektor UGM. Keduanya tampak serius. Habibie memperoleh
hadiah karena berjasa mengembangkan ilmu aeronotika dan ilmu
konstruksi ringan. Adapun Teuku Jacob, mendapat penghargaan
karena berjasa dalam ilmu antropologi.
Dan penerima hadiah termuda ialah Meirina Diah Setyowati,
pesenam cilik yang tangkas itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini