SETELAH lima tahun lebih menjabat inspektur jenderal Deplu,
Sarwo Edhie Wibowo, 56, menyelesaikan masa dinasnya pekan ini.
Jenderal purnawirawan berbintang tiga itu sudah lama didorong
kawan-kawannya untuk menulis buku mengenai pengalamannya. "Tapi
hingga hari ini rasanya seperti tak ada waktu saja," katanya
kepada TEMPO.
Setelah lepas dari jabatan Dirjen Deplu, ia merasa waktunya
lebih longgar meski kesibukannya tetap ada. Yaitu sebagai
manggala BP-7, yang terlibat dalam tugas penataran P-4.
Ayah tujuh anak itu mengungkapkan, "Yang saya mau tulis tentu
mengenai hal-hal yang saya alami atau ketahui, sebagai seorang
prajurit TNI generasi 45." Pernah menjabat kepala staf RPKAD
(kini Kopassandha, periode 62-64) kemudian sebagai komandan
RPKAD (65-67), lalu setahun menjadi pangdam 11 Buklt Barisan,
dan setahun pula pangdam XVII Cenderawasih. Tahun 1970-1973
gubernur Akabri, lalu dubes RI di Korea Selatan selama empat
tahun sebelum masuk Deplu.
Meski sarat dengan pengalaman, Sarwo Edhie ingin berhati-hati.
"Orang kadang-kadang mengira bahwa dirinya telah berbuat banyak
atau mengalami banyak peristiwa penting namun sering lupa, yang
dikira besar atau penting itu dalam dimensi sejarah bukanlah
apa-apa...," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini