MESKI UndangUndang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ditunda masa berlakunya, Setiawan Djody sudah telanjur menyiapkan lagu berjudul Air Mata Sopir. "Air mata sopir, korban bisnis yang lahir dari peraturan lalu lintas," katanya. Namun, sebagai judul album, penyanyi yang juga pengusaha ini memilih lagu lain: Dialog. Kapan beredar? "Oktober nanti," kata Djody, 43 tahun. Dalam album perdana ini semua lagunya ciptaan Djody. Salah satu lagu lainnya berjudul Pesta Demokrasi. Uniknya, Djody mencipta lagu dengan menyepi di dekat Gerojokan Sewu, Tawangmangu, Jawa Tengah. "Saya butuh semangat untuk proses penciptaan," katanya. Maka, Minggu dua pekan lalu, diajaklah lima orang pengawal ke sana. Mendekati lokasi air terjun, pengawal disuruh istirahat. Djody ingin menyendiri untuk merenung. Tapi, baru berlangsung sekitar sepuluh menit, nyepinya terusik sepasang remaja berpacaran. Konsentrasi Djody pun buyar. Maklum, tempat umum. Buruburu ia turun ke bawah bukit mencari pengawalnya. "Bajirut (maksudnya, brengsek), terganggu orang," kata Djody. Dengan terpaksa, lima pengawal tadi diminta naik ke bukit, mengamankan sekitar lokasi. Setelah itu, satu jam Djody merenung, memetik gitar dan mencipta lagu, tanpa gangguan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini