MELLY Mofu, 29 tahun, atlet kelahiran Biak, Irian Jaya, yang
berhasil memecahkan rekor dalam SEA Games X untuk nomor lari
gawang 400 m, terpilih sebagai olahragawan terbaik 1979.
Bersamanya terpilih juga sebagai olahragawati terbaik Henny
Maspaitella, 16 tahun, pelari kelahiran Tulahan, Kepulauan
Saparua Maluku yang kini tinggal di Surabaya. Yang memilih ialah
para wartawan olahraga SIWO/PWI Jakarta.
"Saya rasa lari memang bakat saya," ujar Melly, ayah 2 orang
anak yang tetap tinggal di kampungnya itu. Dan ia akan terus
menyalurkan bakatnya itu "sampai prestasi saya menurun." Dalam
PON 1977 ia dipersiapkan untuk mengikuti dua nomor lomba yakni
lari gawang dan loncat tinggi. Namun sendi pangkal lengannya
terlepas ketika latihan loncat tinggi, sehingga nomor itu tak
bisa diikutinya. Tapi dalam lari gawang ia berhasil memecahkan
rekor nasional, dan sejak itu ia hanya ikut lari.
Sedang Henny, anak pertama dari 3 bersaudara yang sejak umur 4
tahun sudah suka lari-lari, mengaku "sejak SD nggak pernah kalah
dalam lomba lari." Kedua orangtuanya ternyata juga atlet.
Ayahnya, Leo Maspaitella, 41 tahun, dosen Fakultas Keolahragaan
IKIP Surabaya. Bahkan sang ayah bertemu dengan calon istrinya
dalam Asian Games 1962, ketika "sama-sama berhasil masuk TC tim
bola voli," tutur Ny. Leo.
Dalam SEA Games X Henny berhasil meraih medali emas untuk lari
200 m -- sehingga emas yang dikumpulkannya menjadi 10 biji.
Selain itu 5 perak dan 6 perunggu. Toh sekolahnya lancar saja.
Kini kelas III SMP. Dan doyan makan bakwan. "Kalau nggak makan
bakwan sehari saja, rasanya gimanaaa .... deh!," katanya sambil
berdecak-decak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini