TERNYATA ada yang sangat mengharapkan agar setiap bertanding
Icuk Sugiarto menang. Bahkan, "orangtua dan saudara-saudara
saya mendoakan dan berpuasa untuk kemenangan saya," tutur peraih
medali emas untuk nomor ganda di Asian Games di New Delhi tempo
hari.
Maka pantas bila Icuk (bersama tujuh pemain bulu tangkis kita
yang lain) berangkat ke Turnamen Terbuka di Taipeh Senin lalu
dengan langkah mantap. Bahkan sangat mantap, karena di salah
satu tas yang dibawanya tersimpan sebuah "mascot": foto seorang
gadis. "O, jangankan ke luar negeri. Pokoknya ke mana-mana foto
itu saya bawa," katanya berterus terang.
Foto siapa? Seorang gadis Medan, rupanya. Mereka berkenalan di
Kejurnas Palembang, 1980. Kemudian, "sudah tak terhitung berapa
kali saya ke Medan". Pulang dari New Delhi yang lalu pertama
kali yang dikerjakan Icuk ialah pergi ke Medan.
Icuk, 171 cm tinggi -- 3 cm di bawah Liem Swie King dan 7 cm di
bawah Rudy Hartono -- dulu bernama Budianto. Karena
sakit-sakitan pada usia 5 tahun namanya diganti Icuk Sugiarto
itu. Anak ketiga dari tujuh bersaudara ini, yang tercatat
sebagai pegawai Bank Bumi Daya Jakarta, dan juga bekerja di
sebuah toko sport di Pasar Baru, mengaku sangat bersyukur karena
setiap bulan bisa membantu biaya sekolah adik-adiknya.
"Surat terakhir gadis Medan itu mengharap saya selalu menjaga
kesehatan dan mengharap saya menang di Taipeh," tutur Icuk
sembari senyum, pekan lalu. Tahun lalu ia pun bertempur di
Turnamen Terbuka Taipeh itu, tapi hanya meraih runner-up. Adakah
hubungan kedua insan itu serius? "Ayah saya sudah setuju. Tapi
saya belum mau menikah sebelum berumur 25 tahun. Sebelum
cita-cita saya menjadi juara All England tercapai." Icuk kini
baru 20 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini