Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Membuka bengkel mobil

Nicklany, mayjen, 58 th, membuka bengkel mobil, tak lama setelah menyerahkan jabatan dirjen imigrasi. pernah menjabat waka bakin, wadir pom abri dan atase pertahanan di amerika.(pt)

15 Januari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALAU tak kenal sebelumnya tak bakal ada yang menyangka laki-laki bertubuh kecil dengan potongan rambut prajurit di bengkel mobil yang terletak di ujung Jalan Tambak, Jakarta itu adalah bekas Dirjen Imigrasi Nichlany. "Cuma bidang montir ini yang saya kuasai betul. Karena itu saya pilih," alasan Nichlany memilih perbengkelan ketimbang bidang usaha lain. Bengkel dibuka Nichlany awal Juni 1982 -- tak lama setelah menyerahkan jabatan Dirjen. Sejak itu hampir tiap hari ia bergelimang oli di sana sebagaimana montir lainnya. Yang membedakan Nichlany dengan karyawannya cuma lambang Polisi Militer yang tertempel di lengan kiri baju montirnya. Ia menyebut simbol kepala Gajah Mada itu sebagai tanda kecintaannya terhadap bekas kesatuannya. Nichlany pensiun dengan pangkat Mayor Jenderal TNI-AD. Nichlany, 58 tahun, mengaku sudah mengenal mesin mobil sejak bocah. Waktu kecil ia mendapat tugas merawat mobil ayahnya -- di masa itu menjabat Bupati Jepara. Bakat tersebut dipupuknya terus di masa menduduki posisi penting dalam pemerintahan. Hingga tak begitu canggung menghadapi saat pensiun. Setelah empat bulan bengkel mobil Nich Bersaudara yang mempekerjakan delapan karyawan, lebih separuhnya pemuda putus sekolah, berjalan, usaha keluarga itu mulai dikenal orang. "Tapi, terus terang, belum untung. Dan tujuan utamanya memang bukan untuk mencari untung," ujarnya. "Prioritas utama adalah mendidik anak muda, yang kini jadi karyawannya, untuk disiplin, bekerja keras, dan jujur." Itulah makanya dia berani menjamin tidak ada langganannya yang bakal kena tipu bila merawat mobil di bengkelnya. Pernah menjabat Waka Bakin, Wadir POM ABRI, dan Atase Pertahanan di Amerika Serikat, tidak merasa malu dengan usaha barunya itu. "Saya baru malu kalau menipu orang walau orang lain tidak tahu," katanya. Ayah dari tujuh anak ini -- beberapa sudah berkeluarga -- sering bersepeda motor ke Blok IV Proyek Senen mencari onderdil untuk bengkelnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus