Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara

Aguan Percaya Karma dan Fengsui

Pendiri Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma atau Aguan, menjelaskan religiositas dan aktivitasnya di Yayasan Buddha Tzu Chi.

10 Desember 2024 | 17.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemilik dan pendiri perusahaan properti Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma atau Aguan saat sesi foto usai wawancara dengan Tempo di Market Galery PIK2, Jakarta, Selasa 26 November 2024. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Bos Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma atau Aguan, percaya adanya karma dan fengsui.

  • Bagi Aguan, orang yang berbuat baik akan menerima ganjaran rezeki.

  • Aguan menjelaskan filosofi Buddha Tzu Chi yang mengamalkan cinta kasih.

WAJAH Sugianto Kusuma semringah ketika berbicara soal Yayasan Budha Tzu Chi. Di organisasi filantropi itu, pengusaha yang populer dengan nama Aguan itu menjabat sebagai Wakil Ketua Yayasan. "Sekurangnya empat kali setahun saya ke Taiwan," kata Aguan di kantor pemasaran Pantai Indah Kapuk 2, Jakarta Selatan, Selasa, 26 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Hualien, Taiwan, pusat Buddha Tzu Chi berdiri. Yayasan tersebut didirikan biksuni, Shih Cheng Yen, pada 1966. Menurut Aguan, ajaran Cheng Yen adalah cinta kasih dan tak pernah membeda-bedakan suku, agama, dan ras. Relawannya di Indonesia tak dibatasi dari pemeluk agama Buddha, bahkan paling banyak beragama Islam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepada wartawan Tempo yang mewawancarainya, Aguan mengaku percaya bahwa orang yang berbuat baik akan memperoleh imbalan rezeki. "Kembali lagi ke manusianya," tuturnya. Wawancara lengkap dengan pendiri Agung Sedayu Group itu dapat dibaca di Tempo berjudul Aguan Bicara.

Anda merasa sebagai pribadi yang saleh?

Saya percaya karma. Saya yakin semua orang juga sama. Saya percaya orang yang berbuat baik akan mendapat ganjaran yang sama.

Anda menganut ajaran Buddha Tzu Chi. Apa yang membedakannya dengan ajaran Buddha yang lain?

Pertama, dia kerja. Kedua, kami menerima semua agama. Kami punya filosofi bahwa ajaran agama itu dijalankan, bukan dihafalkan.

Apakah Buddha Tzu Chi mewajibkan umatnya untuk beribadah secara rutin?

Kewajiban kami sebagai penganut Buddha adalah menjalankan kewajiban Buddha. Kami lebih bicara kebajikan.

Anda percaya fengsui?

Percaya, dong. Saya juga suka membaca buku, terutama success story tokoh dan biografi.

Dalam soal apa Anda berpegang pada prinsip fengsui?

Kita berbuat baik pasti ada rezekinya. Kembali lagi ke manusianya.

Yosea Arga Pramudita

Yosea Arga Pramudita

Meminati isu-isu urban dan lingkungan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus