Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

10 Jenis Makanan Mengandung Gas, Bikin Sendawa dan Kembung

Ada beberapa jenis makanan yang dapat memicu kelebihan gas dalam saluran pencernaan

11 Juni 2020 | 06.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda sering mengalami sendawa, perut kembung atau buang gas berlebihan, sebaiknya perhatikan kembali asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Masalah-masalah tersebut bisa jadi disebabkan oleh makanan yang mengandung gas. Jika terlalu banyak gas di dalam tubuh dapat menyebabkan rasa tidak nyaman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiap orang akan berbeda-beda dalam memproses makanan yang masuk ke dalam tubuh. Namun ada beberapa jenis makanan yang dapat memicu kelebihan gas dalam saluran pencernaan. Jenis makanan yang mengandung gas biasanya sulit untuk dicerna oleh tubuh, menghasilkan gas saat tubuh mencernanya, serta nembuat Anda menelan udara saat memakan makanan tersebut.

Berikut adalah berbagai jenis makanan yang mengandung gas

1. Kacang-kacangan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu makanan yang mengandung gas adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan, seperti kacang merah, kacang tanah, dan kacang hijau, menjadi makanan yang menghasilkan gas tertinggi karena mengandung banyak rafinosa.

Rafinosa adalah gula kompleks yang sulit dicerna oleh tubuh. Rafinosa akan melewati usus kecil dan menghasilkan hidrogen, karbon dioksida, dan gas metana, yang keluar melalui rektum. Akibatnya, makan kacang-kacangan dapat memicu Anda jadi lebih sering buang gas.

Kacang-kacangan juga mengandung banyak serat, di mana asupan serat yang tinggi dapat meningkatkan produksi gas berlebih pada perut. Selain kacang-kacangan, polong-polongan, seperti kacang polong dan lentil, juga dapat menyebabkan gas berlebih. Jika Anda tetap ingin menyantap kacang-kacangan dalam menu makan harian, sebaiknya rendam kacang semalaman terlebih dahulu sebelum diolah untuk membantu mengurangi gas di perut.

2. Kelompok sayuran jenis cruciferous

Sama seperti kacang-kacangan, kelompok sayuran jenis cruciferous, seperti brokoli, kembang kol, kubis, dan asparagus banyak mengandung serat dan rafinosa. Baik serat dan rafinosa berkontribusi terhadap produksi gas ketika bakteri di usus mencernanya.

Meski demikian, jenis sayuran ini sangat baik bagi kesehatan tubuh. Jadi, Anda jangan menghindarinya melainkan mengurangi atau membatasinya dalam menu makan harian. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengatur porsi makan makanan jenis kelompok sayuran ini.

3. Buah-buahan

Beberapa jenis buah-buahan, seperti apel, pir, peach, persik, dan pisang mengandung gula alkohol alami dan sorbitol, yang dapat menyebabkan produksi gas berlebih. Jenis buah-buahan ini juga dapat menghasilkan hidrogen, karbon dioksida, dan gas metana, setelah dicerna oleh usus besar.

4. Biji-bijian utuh

Biji-bijian utuh, seperti gandum dan oat, banyak mengandung serat, rafinosa, dan pati. Ketiganya dapat berkontribusi terhadap gas setelah dicerna oleh usus besar. Faktanya, beras adalah satu-satunya jenis gandum yang tidak dapat menyebabkan produksi gas berlebih. Beberapa jenis biji-bijian utuh juga mengandung gluten. Bagi orang-orang yang sensitif terhadap kandungan gluten mungkin akan mengalami perut kembung dan bergas setelah memakannya.

5. Bawang bombay

Bawang bombay mengandung gula alami yang disebut dengan fruktosa. Sama seperti rafinosa dan sorbitol, fruktosa juga berkontribusi memicu gas ketika bakteri dalam usus sedang mencernanya.

6. Produk olahan susu

Produk olahan susu juga menjadi sumber makanan yang mengandung gas. Susu, keju, es krim, dan yogurt sebenarnya merupakan sumber protein dan kalsium yang baik bagi tubuh. Akan tetapi, pada beberapa orang lanjut usia mungkin mengalami kesulitan dalam mencerna laktosa (gula yang terkandung dalam produk olahan susu) atau dikenal dengan intoleransi laktosa. Nah, meningkatnya produksi gas di dalam perut merupakan ciri kondisi ini. Jika Anda mengalami intoleransi laktosa, sebaiknya ganti produk olahan susu dengan susu almond atau produk olahan susu kedelai yang cenderung lebih aman.

7. Makanan kemasan

Makanan kemasan, seperti roti, keripik, sereal, dan salad berbumbu sebagian besar mengandung fruktosa dan laktosa. Kedua kandungan ini dapat memicu peningkatan gas dalam perut Anda.

8. Minuman soda

Tak hanya makanan yang mengandung gas di atas, minuman soda juga dapat menyebabkan tubuh memproduksi kelebihan gas. Soda dan minuman berkarbonasi dapat membuat Anda menelan udara dalam jumlah yang lebih banyak. Ketika udara melewati saluran pencernaan, maka Anda akan bersendawa dan perut terasa tidak nyaman karena timbulnya gas.

9. Permen karet

Permen karet bukan merupakan makanan yang mengandung gas. Namun, mengunyah permen karet dapat menyebabkan tubuh kelebihan gas karena membuat lebih banyak udara yang tertelan. Selain itu, sebagian besar permen karet bebas gula mengandung pemanis buatan, seperti sorbitol, manitol, dan xylitol yang justru menjadi lebih sulit untuk dicerna oleh tubuh.

10. Permen keras

Sama seperti minuman berkarbonasi, mengisap permen juga membuat Anda menelan lebih banyak udara. Terlebih sebagian besar permen menggunakan sorbitol sebagai zat pemanisnya. Kedua kandungan tersebut yang dapat memicu timbulnya gas berlebih.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus