Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbagai Versi Kronologi Tragedi Kanjuruhan di Malang

Tragedi Kanjuruhan menyebabkan setidaknya 125 orang meninggal dunia.

4 Oktober 2022 | 16.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tragedi Kanjuruhan menyebabkan setidaknya 125 orang meninggal dunia. Peristiwa ini terjadi pascalaga BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3 pada Sabtu, 1 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbagai versi kronologi:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Versi Polisi

  • Setelah pertandingan selesai, pemain dan ofisial Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain dan dilempari oleh Aremania (Suporter Arema FC) dari atas tribun dengan botol air mineral, air mineral gelas, dan lain-lain.
  • Semakin banyak dan menyerang aparat keamanan. Karena Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan.
  • Aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah lapangan, Tribun Selatan (11, 12, 13) dan Tribun Timur (Tribun 6).
  • Para penonton berusaha keluar secara berdesakan. Sehingga banyak yang mengalami sesak napas, tergencet dan terjatuh.
  • Saat pemain Persebaya Surabaya memasuki kendaraan Baracuda dan bergerak meninggalkan Stadion, dengan Pengawalan Sat Lantas, Brimob dan TNI, Aremania melempari mereka dengan batu, botol dan kayu, serta menghadang mereka dengan melakukan pembakaran Barier Lantas, Pagar dan 2 kendaraan roda empat pribadi milik anggota Polri serta Truk Dalmas Sat Brimob.
  • Polisi kembali menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Versi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Jawa Timur

  • Kerusuhan bermula dari kekalahan Arema dari Persebaya. Usai pertandingan berakhir, pendukung Arema yang kecewa turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
  • Polisi berupaya mencegahnya dengan pengalihan, namun tidak berhasil.
  • Polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk meredam amarah suporter.
  • Suporter yang mencoba menghindar harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak guna menyelamatkan diri dan banyak dari penonton yang mengalami sesak napas akibat asap gas air mata.

Versi Suporter (Aremania) Korwil Bantur The Black Lion Slamet Sanjoko 

  • Setelah pertandingan selesai, ada dua orang suporter yang memaksa ingin berfoto dengan pemain Arema FC.
  • Akhirnya mereka diizinkan masuk lapangan dan menghampiri pemain Arema FC yang saat itu masih berada di dalam lapangan untuk meminta maaf kepada para suporter atas kekalahan dari Persebaya.
  • Suporter lain ikut merangsek masuk lapangan dan situasi mulai tak terkendali.
  • Selang 3 menit, gas air mata ditembakkan ke arah tribun.
  • Para penonton panik dan berusaha untuk berhamburan keluar. Saat itu, lampu pencahayaan di dalam Stadion Kanjuruhan juga sudah dimatikan oleh petugas meski kondisi tribun masih penuh penonton.

 

INGE KLARA | SUMBER: DIOLAH TEMPO






Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus