Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian wilayah Indonesia termasuk Jakarta merasakan cuaca panas dalam sepekan terakhir. Warga yang terdampak pun mencari solusi untuk membuat dirinya lebih nyaman dengan memasang penyejuk udara, kipas angin, atau sekadar membeli minuman dingin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ayu, ibu rumah tangga, mengatakan cuaca panas mengganggu aktivitasnya sehari-sehari. Ia mengakalinya dengan melakukan pekerjaan rumah di malam hari. “Supaya lebih dingin,” katanya saat ditemui di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Selasa, 3 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sisi lain, Ayu memiliki balita yang sensitif dengan cuaca panas sehingga mudah rewel dan iritasi. Alhasil saat di rumah frekuensi penggunaan air conditioner (AC) atau penyejuk udara lebih sering. “Pembayaran listrik jadi naik, biasanya Rp600 ribu jadi 750 ribu,” kata dia.
Mulyo, sales Sinar Mulya Pusat Elektronik, di Kebayoran Lama menceritakan ada peningkatan penjualan selama Jakarta dilanda cuaca panas. “Kipas angin penjualan bisa naik sampai 50 persen, kalau Air Conditioner (AC) mungkin sekitar 5 persen,” ujarnya.
Ia menuturkan dalam sehari kipas angin pernah terjual hingga 20 unit. Sementara untuk AC tidak setiap hari terjual karena harganya yang lebih tinggi. “Karena kalau orang beli kipas angin itu bisa lebih dari 1, ada yang dipasang di dinding, ada yang di meja,” ucap dia.
Menurut Mulyono, belakangan juga banyak warga yang membeli AC bekas atau memperbaiki AC-AC lamanya. “Karena memang harganya (AC baru) lebih mahal,” tuturnya.
Meski ada peningkatan omzet, ucap Mulyono, jumlahnya tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Ia menduga karena faktor ekonomi masyarakat yang masih lesu imbas pandemic.
Soedani, seorang penjual telur gulung, mengatakan cuaca panas Jakarta berdampak negatif pada dagangannya. “Kalau panas begini, yang beli berkurang, biasanya yang laku minuman. Saya saja sekarang lebih banyak beli minum,” ujarnya.
Ucapan Soedani diamini Beeyung Revni, pedagang jus. Ia menyebut penjualannya meningkat saat ini. “Ya, kalau panas seperti ini yang beli minum tambah banyak, mereka jadi lebih memilih yang ringan dan segar seperti es jeruk,” ceritanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca panas akan berlangsung sampai Oktober 2023. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh untuk dapat menjalankan aktivitas dengan baik.
"Kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode Oktober ini, mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari," kata dia.
LAYLA AISYAH