Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta, Hasan Basri Umar, menilai pengembangan wisata dari PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk yang saat ini kurang inovatif. Ia mendorong agar pengelola membangun wahana baru agar tidak kalah saing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Seandainya Ancol tidak membangun yang baru, nanti kasihan,” ujar politikus Partai NasDem itu dalam rapat kerja Komisi B DPRD DKI Jakarta pada Rabu, 2 Februari 2022.
Ia menilai Ancol kalah saing dengan tempat wisata yang dikelola swasta seperti di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK). Menurut Hasan, wahana yang dimiliki Ancol saat ini monoton.
Hasan mendesak pembangunan Museum Rasulullah yang akan berdiri di lahan milik Ancol dipercepat agar orang tertarik. “Sehingga Ancol menjadi idola kuat bagi warga Jakarta,” tutur Hasan.
Corporate Secretary PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Yosep Prihartono Sanjaya mengatakan, pihaknya sulit berinovasi akhir-akhir ini karena pandemi yang berimbas pada turunnya pendapatan perusahaan. Namun ia mengklaim manajemen sudah memiliki rencana untuk mengembangkan wisata di Ancol.
Mengenai pemanfaatan dana kredit yang diberikan dari Bank DKI sebesar 1,24 triliun pada 20 Desember 2021, Yosep belum bisa menjelaskan perincian penggunaannya. “Terkait itu saya belum tahu, ya, nanti (informasi lebih detail) di bagian keuangan. Kalau sudah ada nanti kami kirim rilisnya,” kata Yosep.
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Teuku Sahir Syahali dalam presentasinya dihadapan para anggota Komisi B menyatakan ada beberapa proyek infrastruktur yang akan dilanjutkan. “Proyek yang terhambat adalah Masjid Apung, Symphony of The Sea, Penataan Pintu Gerbang Utama, dan Jakarta Bird Park Land,” katanya.
Selain itu, ia menjelaskan ada proyek Bird Watching, Noah’s Ark, dan IPAL Ancol. Proyek tersebut, kata Syahali, ada yang masih dalam perencanaan dan desain, dan tahap konstruksi.
Syahali mengatakan pendapatan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk merosot tajam sejak pandemi. Pada 2020-2021, pertumbuhan turun dengan rata-rata -41 persen, -79 persen, dan -151 persen. "Pendapatan 2020 Rp414 miliar dengan laba (rugi) minus Rp393 miliar,” tuturnya.
Sementara itu, untuk 2021 pendapatan tercatat Rp395 miliar dengan laba yang masih minus Rp218 miliar. Namun laporan untuk 2021 masih berstatus unaudited atau belum diaudit.