Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Obesitas Sedunia diperingati setiap 4 Maret. Perigatan ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa obesitas telah menjadi ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat saat ini. Sebanyak 800 juta orang di seluruh dunia berisiko terkena dampaknya.
Peringatan Hari Obesitas Sedunia tahun ini mengusung tema "Everybody Needs To Act"". Perlu diketahui, orang yang hidup dengan obesitas kurang mendapat dukungan dan sering menerima stigma di tempat kerja dan di rumah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Kona Lakshmi Kumari, ahli bedah saluran pencernaan atau gastrointestinal (GI) di Yashoda Hospitals Hyderabad, India, ada beberapa faktor yang dapat memicu penambahan berat badan termasuk perubahan drastis dalam lingkungan, diet, dan gaya hidup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kumari menjelaskan bahwa obesitas bisa meningkatkan risiko penyakit serius seperti jantung koroner, diabetes tipe 2, kanker, hipertensi, stroke, penyakit hati, kandungan empedu, sleep apnea, masalah pernapasan, osteoarthritis, masalah ginekologi, dan lainnya.
"Kondisi ini dapat menyebabkan kematian dini yang membuat kualitas hidup menurun," kata dia.
Cara ideal untuk menurunkan berat badan yang baik adalah dengan diet dan olahraga, dan makan makanan sehat. Namun tidak sedikit juga yang menggunakan cara operasi bariatrik yang tak hanya menurunkan berat badan tapi juga perbaikan sindrom metabolik. Sindrom metabolik mencakup tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol yang tidak normal.
“Diabetes tipe 2 membaik hingga 80 persen, hipertensi turun 70 persen, dan kadar kolesterol menjadi normal. Wanita, begitu mereka kehilangan berat badan, kesuburan mereka meningkat. Ada juga perbaikan signifikan lainnya dalam komorbiditas terkait. Untuk obesitas tidak sehat, operasi bariatrik adalah yang paling aman," kata dia.
Menurut dokter, operasi bariatrik ini telah berkembang seiring berjalannya waktu dengan teknologi canggih, ahli bedah terlatih, anestesi yang baik, dan pelayanan yang baik membuat hasilnya lebih baik dan risiko bedah kurang dari 1 persen.
“Pasien segera pulih setelah operasi. Harus ada tim gizi yang baik, fisioterapis dan tim perawat juga untuk menjaga pasca operasi dan menindaklanjuti dengan kegiatan kelompok pendukung obesitas secara teratur, ” kata dokter.
WIBI PUTRI RANGGITA | INDIAN EXPRESS
Baca juga: Hati-Hati, Wanita Obesitas Lebih Rentan Mengidap Kanker Payudara
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.