Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kasus Lansia Diteriaki Maling, Anak Korban: Tulang Belakang Hancur

Keluarga korban lansia diteriaki maling meminta polisi mengusut kasus yang dialami ayahnya. Sang anak mengisahkan soal luka yang dialami korban.

24 Januari 2022 | 16.15 WIB

Jenazah lansia berinisial WH (89) yang menjadi korban pengeroyokan hingga tewas di Pulogadung, Jakarta Timur, disemayamkan di Rumah Duka Grand Heaven Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin, 24 Januari 2022. (ANTARA/Abdu Faisal)
Perbesar
Jenazah lansia berinisial WH (89) yang menjadi korban pengeroyokan hingga tewas di Pulogadung, Jakarta Timur, disemayamkan di Rumah Duka Grand Heaven Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin, 24 Januari 2022. (ANTARA/Abdu Faisal)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus seorang lansia diteriaki maling yang berujung pengeroyokan sehingga mengakibatkan korban berinisial HM, 89 tahun, tewas kini tengah diusut polisi. Pihak keluarga pun meminta kasus ini diusut tuntas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bryana Halim, anak HM mengisahkan, akibat pengeroyokan itu, ayahnya mengalami luka di sekujur tubuhnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kepalanya robek, tulang belakang hancur, dadanya mungkin hancur juga, kupingnya bengkak ada pendarahan, ya sampai segitunya. Pokoknya tulang belakangnya hancur. Itu diinjak-injak kayaknya," ujar Bryana saat dihubungi, Senin, 24 Januari 2022.

 

Bryana menjelaskan kondisi mobil yang dikendarai oleh ayahnya juga mengalami rusak parah. Ia menduga massa merusak parah kendaraan tersebut dan memukuli ayahnya dengan benda tumpul.

Bryana mengatakan, pada malam nahas itu dirinya tidak sedang berada di Jakarta. Ia baru mendapat berita saat ayahnya sudah tewas mengenaskan dan dilarikan ke RSCM, Jakarta Pusat.

Dia memastikan ayahnya bukan pencuri seperti yang dituduhkan oleh massa. Soal tudingan yang menyebut HM menyerempet pengendara motor dan melarikan diri, Bryana mengatakan hal itu diakibatkan ayahnya memiliki masalah pendengaran sehingga tak tahu telah menyerempet orang.

Selain itu, Bryana mengatakan sehari-hari sang ayah selalu berpergian dengan diantar sopir. Namun, dia memastikan HM juga bisa membawa mobil sendiri.

"Biasa pergi sama sopir, cuman kemarin semuanya serba enggak tahu kenapa dia bisa nyetir sendiri. Sopirnya kebetulan lagi berhalangan," kata Bryana.

Peristiwa pengeroyokan yang dialami HM terjadi di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur Ajun KomisarisBesar Ahsanul Mufaqqi mengungkapkan, pihaknya kini tengah mengejar warga yang melakukan pengeroyokan tersebut.

"Semoga secepatnya bisa terungkap pelakunya," kata Ahsanul.

Ahsanul menjelaskan, polisi sudah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti soal kasus tersebut. 

Ahsanul menyebut sebelum dikejar massa, HM diduga sempat menabrak sepeda motor. Namun, saat dikejar massa, korban tidak mendengar lantaran umur yang sudah sepuh.

"Menurut keterangan saksi, ia menyerempet motor. Terus dilakukan pengejaran. Terus diteriakin. Dia tuh tidak denger karena sudah sepuh," kata Ahsanul.

Setelah korban tidak bisa kabur, massa kemudian menghajarnya hingga tewas. 

M JULNIS FIRMANSYAH

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus