Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Kemenperin Dorong Sistem Daur Ulang di Industri Otomotif

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong agar berlaku industri daur ulang atau recycle industry untuk sektor industri otomotif

11 Februari 2019 | 16.22 WIB

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong (kiri) dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat ditemui usia acara Indonesia Economic and Investment Outlook 2019 bersama Uni Eropa di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Februari 2019. Tempo/Fajar Pebrianto
Perbesar
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong (kiri) dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat ditemui usia acara Indonesia Economic and Investment Outlook 2019 bersama Uni Eropa di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Februari 2019. Tempo/Fajar Pebrianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong agar berlaku industri daur ulang atau recycle industry untuk sektor otomotif. Di mana dengan konsep tersebut dinilai dapat mendongkrak daya saing ekspor di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dikutip dari situs resmi Kemenperin, Senin, 11 Februari 2019, konsep itu juga disebut dapat berkontribusi dalam menerapkan sistem ekonomi ramah lingkungan atau circular economy yang menjadi bagian dari industri 4.0, juga sudah banyak diterapkan di negara lain, terutama Eropa.

Baca: Menteri ESDM: Perpres Mobil Listrik Diharapkan Bisa Tekan Harga

“Sekarang 73 persen ekspor ditopang dari industri manufaktur dan sektor otomotif menjadi salah satu andalan,” ucap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat Seminar Nasional Kesiapan Sumber Daya manusia Industri Manufaktur Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di SMK Ananda Mitra Industri Deltamas di Cikarang, Jawa Barat, Rabu 6 Februari 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari data yang ada, ekspor dari sektor otomotif angkanya dinilai akan terus meningkat, seiring rencana diterapkannya kebijakan fiskal, seperti harmonisasi tarif dan revisi besaran Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Pada Januari-September 2018, jumlah ekspor mobil utuh (completely built up/CBU) mencapai 187.752 unit. Angkanya naik 10,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian, ekspor sepeda motor dari Indonesia, pada 2018 naik melejit 46,3 persen menjadi 575.000 unit.

Untuk itu, Menperin mengajak para pelaku industri otomotif Indonesia meningkatkan daya saingnya, dengan bersinergi mengusung ekonomi berkelanjutan melalui daur ulang, salah satunya plastic recycle. Tren saat ini, komponen besar dalam kendaraan seperti, bumper, fender, dan dashboardpada mobil tidak lagi menggunakan stainless steel, tetapi menggunakan kandungan plastik.

"Plastik itu bukan sampah, dari segi cost plastik adalah bahan baku yang relatif lebih kompetitif dibanding yang lain, dan menyerap emisi lebih rendah," kata Airlangga.

Baca: Tahun Politik, Pasar Otomotif 2019 Diprediksi Positif

Menurut Airlangga, apabila industri otomotif menggunakan virgin plastic, maka biayaproduksi akan lebih mahal. Terlebih apabila dengan impor virgin plastic, kebutuhan devisa akan menjadi lebih tinggi, karena saat ini Indonesia baru mampu memproduksi satu juta ton virgin plastic, padahal kebutuhannya mencapai limajuta ton.

"Karena itu pemerintah mendorong yang namanya circular economy, yang bagian juga dari industri 4.0," tegasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus