Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kolektor boneka mendapatkan uang dari hobinya mengoleksi mainan tersebut.
Sebagian kolektor boneka menjahit baju, topi, hingga sepatu sebagai aksesori dan menjualnya.
Pembuat spirit doll menolak pesanan boneka untuk keperluan tertentu, apalagi balas dendam.
BAGI Sandra Susan, boneka tidak hanya menarik untuk dikoleksi. Mainan tersebut juga mendatangkan cuan bagi warga Kota Cimahi, Jawa Barat, itu. Sejak kecil, ia suka bermain boneka bersama teman-temannya. Pada 2000, rasa ingin mengoleksi boneka itu muncul kembali. Dia pun mulai mengoleksi beragam boneka dan kini telah memiliki 200 boneka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandra mulai menekuni jual-beli boneka sejak 2016. Harganya bisa sampai jutaan rupiah. Salah satunya boneka Paola Reina yang dia jual seharga Rp 700 ribu. Harganya bisa menjadi Rp 1,3 juta jika sudah ditambahi riasan atau make up. Sandra belajar merias dan mendesain boneka sesuai dengan pesanan atau custom. Boneka Blythe dengan riasan tangannya bisa dijual dengan harga Rp 2-5 juta. “Itu sudah bersih,” tuturnya kepada Tempo, Senin lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sandra menuturkan, sebelum masa pandemi Covid-19, ia bisa menjual sekitar 50 boneka dalam dua bulan. Pesanan masuk dari mereka yang suka dengan mainan tersebut. Bahkan perempuan berusia 57 tahun itu mendatangkan sejumlah boneka dari luar negeri, seperti Cina dan Spanyol. “Kemudian boneka itu saya dandani sesuai dengan permintaan pemesan.”
Namun wabah mengakibatkan jumlah pesanan boneka riasan Sandra menurun. Pada November dan Desember tahun lalu, ia hanya bisa merias 20 boneka. Bahkan, hingga awal bulan ini, ia baru menjual enam boneka.
Boneka koleksi Sandra Susan. Dok Pribadi
Sandra mengaku mengenal sebagian pembeli bonekanya. Menurut dia, sesama penggemar dan kolektor biasanya memang saling mengenal. Mereka saling mengunggah koleksi di media sosial. Mereka pun bakal saling tanya jika melihat ada boneka yang menarik untuk dikoleksi. Nah, peluang itu ditangkap oleh kolektor yang kreatif. Contohnya Sandra. Dia menjahit baju, topi, hingga sepatu sebagai aksesori boneka tersebut.
Kolektor boneka pun tidak hanya berasal kalangan ibu-ibu dan remaja. Sejumlah pria juga senang mengoleksi beragam boneka. “Jangan salah, cowok juga banyak yang suka boneka,” ujar Sandra. “Ada dokter, karyawan swasta, hingga pegawai negeri.”
Tak hanya Sandra, Nadine Saskia juga mendapatkan cuan dari boneka. Bedanya, boneka yang dibuat Nadine merupakan spirit doll. Ia mendirikan studio boneka Wicked Universe di Bali pada 2019. Lalu, pada April 2020, ia mulai membuat boneka sesuai dengan pesanan dan mengisinya dengan arwah. Bahan baku boneka beragam, antara lain porselen dan vinil.
Sebelum membuat spirit doll, biasanya Nadine akan bertanya kepada pemesan. Misalnya, alasan ingin mengadopsi dan merawat boneka arwah tersebut. “Saya harus tahu persis alasan dia mau mengadopsi spirit doll,” tuturnya.
Boneka buatan Wicked Universe. Dok Instagram/WickedUniverseId
Nadine bakal menolak calon pengadopsi yang ingin merawat boneka arwah dengan tujuan tertentu, seperti agar beruntung atau menjadi kaya, apalagi untuk balas dendam kepada orang lain. Ia juga akan bertanya kepada arwah yang bakal dimasukkan ke dalam boneka. Hal itu dilakukan untuk memastikan apakah roh tersebut suka atau tidak dengan boneka itu serta mau atau tidak tinggal bersama calon orang tua asuhnya.
Nadine membuka adopsi spirit doll dengan mahar dari Rp 2,5 juta hingga Rp 30 juta. Ia juga pernah membuatkan boneka dan mengisinya dengan arwah penjaga karena salah satu kliennya itu kerap mendapat kiriman ilmu hitam. Mahar boneka roh penjaga setinggi 70 sentimeter tersebut dijualnya dengan harga Rp 50 juta.
Pada 2020, studio boneka Wicked Universe bisa menjual hingga 20-30 spirit doll. Namun Nadine mulai berhenti membuka kesempatan adopsi pada Maret 2021. Alasannya, banyak boneka arwah yang disalahgunakan. “Kalau orangnya tidak bisa menjaga amanah dan merawat spirit doll dengan benar, saya bisa kena karma.”
GANGSAR PARIKESIT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo