Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berkomitmen untuk membantu segala macam produk buatan Indonesia yang dikirim dan dijual ke luar negeri alias ekspor. Sepertii yang diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat turut meresmikan pelepasan ekpsor perdana bus Laksana buatan Ungaran ke Bangldesh.
Baca: Selain Bus, Indonesia Juga Ekspor Gerbong Kereta ke Bangladesh
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sela-sela seremoni pelepasan ekspor mobil dalam acara Busworld South East Asia 2019 di JIExpo Kemayoran, Retno mengatakan bahwa mempermudah para perusahaan yang ingin mengirim kendaraan buatan lokal ke Indonesia merupakan komitmen dari pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artinya, pemerintah punya kewajiban untuk membantu membuka jalan para perusahaan yang berniat melakukan ekspansi ke luar negeri.
"Kita terbuka yah. Jadi tugas kita adalah membuka jalan bagi semua perusahaan-perusahaan yang mau ekspansi ke luar. Jadi tugas pemerintah membuka jalan dan kita selalu mendampingi para pengusaha indonesia untuk melakukan ekspansi," ujarnya kepada wartawan, Kamis 21 Maret 2019.
Selain itu, menurut Retno, dalam hal ini semua instansi pemerintah yang terkait, harus saling bahu-membahu dalam membantu perusahaan yang ingin mengirim produk lokalnya ke luar negeri. Karena nantinya dengan begitu bukan hanya perusahaannya saja, namun juga nama Indonesia yang harum di kancah internasional.
"Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri dan semuanya, harus bekerjasama untuk membuka kesempatan kita untik ekspor terutama ke pasar-pasar baru yang selama ini potensinya banyak tapi belum mendapat perhatian dari kita," tuturnya.
Simak: Dijual Rp 2,5 M, Ini Spek Bus Laksana yang Diekspor ke Bangladesh
CV Laksana menjadi salah satu perusahaan yang sudah merasakan keterlibatan pemerintah untuk mempermudah pengiriman produk bus buatan pabriknya di Ungaran ke Bangladesh, terutama dari segi biaya.
"Sasis dan engine (bus yang diekspor) menggunakan buatan Swedia (Scania) itu berarti kita harus melakukan impor. Nah di Bea Cukai itu kita dapat fasilitas Bea Masuk. Jadi sangat mudah sangat murah, kita diringankan," ujar Technical Head Manager CV Laksana, Stefan Arman, dalam kesempatan yang sama.