Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pria Obesitas di Jaktim Berbobot 200 Kg, Tak Berani ke RS Karena Tak Ada Jaminan Biaya dari Pemerintah

Setelah dua pria di Tangerang, kini ada pria di Jaktim menderita obesitas berbobot 200 kilogram. Keluarga perlu jaminan biaya dari pemerintah.

6 Juli 2023 | 11.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penderita obesitas Ahmad Juwanto (19) yang memiliki berat badan lebih dari 200 kilogram di kediamannya Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Rabu 6 Juli 2023. ANTARA/Syaiful Hakim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Fajri dan Cipto Raharjo di Tangerang, seorang pria di Jakarta Timur, bernama Ahmad Juwanto juga diketahui mengalami obesitas, dengan tubuh berbobot 200 kilogram

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria berusia 19 tahun itu hanya bisa berbaring dan duduk di dalam rumahnya di Jalan SMP 160, Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.Dengan bobot seberat itu, Ahmad tidak bisa beraktivitas seperti teman-temannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ahmad Juwanto mengatakan dirinya mengalami gejala obesitas sejak umur 10 tahun. Kendati ada gejala obesitas, ia masih bisa beraktivitas seperti biasa hingga usia 17 tahun.

"Naik drastis (berat badan) umur 18 tahun," kata Juwanto ketika ditemui di kediamannya, Rabu, 5 Juli 2023 seperti dilansir dari Antara.

Bobot tubuhnya sekarang membuat Juwanto tidak memungkinkan untuk berjalan, sehingga seluruh waktunya dihabiskan dengan berbaring dan duduk di ruang tamu rumah.

Keterbatasan ekonomi keluarga juga membuat Juwanto terpaksa putus sekolah.

Setelah sekolah swasta tempat Juwanto belajar tutup karena kekurangan murid, hingga kini Juwanto belum melanjutkan pendidikan ke jenjang kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dia juga memimpikan berat badan yang ideal dan ingin mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter.

"Inginnya badan normal seperti teman-teman. Cita-cita saya ingin jadi dokter agar bisa bantu orang tua sama orang lain," kata Juwanto.

Sebelum beratnya lebih dari 200 kilogram pihak keluarga sebenarnya sudah berupaya membawa Juwanto ke sejumlah fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan medis.

Sudah tiga rumah sakit di wilayah Jakarta Timur didatangi, tapi karena tidak membuahkan hasil dan pihak keluarga terbebani dengan biaya akomodasi pengobatan pun terpaksa terhenti.

Nenek Juwanto, Lina, 54 tahun mengaku tidak mengetahui pasti penyebab obesitas yang diderita Juwanto, sehingga mereka tidak dapat berbuat banyak untuk memulihkan kondisi Juwanto.

Menurut dia, sejak masih duduk di Sekolah Dasar (SD) cucunya tersebut memang sudah mengalami obesitas dan bobotnya terus bertambah hingga dewasa.

"Memang badannya gede dari kecil sih, dari SD juga sudah besar badannya. Sudah kelihatan gede," tutur Lina.

Pada Jumat, 30 Juni 2023 lalu petugas dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat ) Jakarta Timur sempat hendak mengevakuasi Juwanto ke rumah sakit.

Namun karena pihak keluarga belum mendapat jaminan pembiayaan selama Juwanto menjalani perawatan di rumah sakit dari pemerintah daerah, sehingga tawaran tersebut sempat ditolak.

"Nanti soal biaya bagaimana. Dua tahun lalu sudah pernah berobat selama enam bulan, dapat bantuan. Tapi enggak ada perubahan. Cuman dibilang pola makan diatur," tuturnya.

Pihak keluarga tidak menolak Juwanto dirawat di rumah sakit agar obesitasnya berkurang. Namun mereka meminta adanya jaminan pemerintah menanggung seluruh biaya pengobatan dan akomodasi karena ada keterbatasan ekonomi.

"Sebelum-sebelumnya orang dari puskesmas dan kelurahan datang, tapi kontrol kondisi saja. Kita mau bawa ke rumah sakit juga bagaimana, enggak ada biaya," tuturnya. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus