Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Februari 2022, PT MRT Jakarta dan Ikatan Arsitek Indonesia mengadakan Sayembara Konsep dan Skematik Desain Stasiun Kota MRT Jakarta. Pada 27 Maret tiga finalis terpilh, dan pemenangnya adalah desain Labo dalam karya berjudul Dwara Batavia.
Dwara Batavia bermakna gerbang di wilayah Kota Tua Jakarta yang lokasinya memang dekat stasiun kereta api Beos atau Stasiun Jakarta Kota. Rancangannya memiliki bentuk lengkungan khas seperti lengkungan-lengkungan Stasiun Beos. Stasiun MRT ini diperkirakan selesai pada Agustus 2027.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tanggapan positif publik cukup banyak di media sosial dan mereka menunggu kapan direalisasi seperti konsepnya,” kata Ketua Tim sekaligus pendiri Labo, Deddy Wahjudi, seperi ditulis Koran Tempo, edisi 23 April 2022
Stasiun Beos terletak di kawasan Kota Tua Jakarta dan dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda. Laman
cagarbudaya.kemdikbud.go.id, menyatakan Stasiun Beos selesai dibangun pada 19 Agustus 1929, karya arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, Frans Johan Louwrens Ghijsels.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laman Heritage KAI (Kereta Api Indonesia) menulis bahwa nama stasiun itu adalah kependekan Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij atau Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur. Stasiun yang dikenal juga dikenal sebagai Stasiun Jakarta Kota telah ditetapkan sebagai Bangunan Stasiun Cagar Budaya melalui SK Gubernur tahun 1993 dan SK Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Konsep Ghijsels untuk Stasiun Beos dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen, yakni paduan struktur dan teknik modern barat dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dibalut gaya art deco yang kental, stasiun Beos tampil bersahaja.
Batavia Zuid
Stasiun Beos dikenal juga dengan nama Batavia Zuid alias stasiun Batavia Selatan pada akhir abad ke19. Ini karena Batavia juga memiliki stasiun Batavia Noord atau Batavia Utara yang berada di selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang.
Batavia Noord ditutup pada 1926 dan direnovasi menjadi Stasiun Beos. Meski pembangunan stasiun Beos selesai pada 19 Agustus 1929, tapi ini baru digunakan pada 9 Oktober 1929.
Peresmiannya dilakukan besar-besaran. Gubernur jenderal yang berkuasa saat itu, jhr. A.C.D. de Graeff, menanam kepala kerbau pada acara itu.
Kini, stasiun Beos dipadati dengan penumpang Commuter Line relasi Jakarta Kota-Bogor dan Jakarta Kota-Bekasi. Sedangkan di sebelah timurnya terdapat Dipo Kereta untuk tempat menyimpan dan merawat kereta api jarak jauh, seperti KA (kereta api) Bima, KA Gayabaru Malam Selatan, dan sebagainya.
Dilansir dari Koran Tempo edisi 23 April 2022, Stasiun Beos juga telah berkali-kali direnovasi. Yang paling mutakhir, Beos didandani pada 2019 hingga 2020. Renovasi ini berupa penambahan ruang tunggu untuk KA jarak jauh, serta penggantian wesel-wesel yang sudah berusia lebih dari 50 tahun dengan sistem terbaru.
Baca juga: Karya Arsitek Bandung Juarai Sayembara Stasiun MRT Jakarta Kota Tua
AMELIA RAHIMA SARI