Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan pendudukan Belanda di Papua pada 1945-1962 pernah menempatkan skuadron tank di Kabupaten Merauke, kata Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto.
"Tank yang ditemukan warga di Pelabuhan Umum Merauke, merupakan bagian dari Eskadron Pantserwagens atau skadron tank satuan kavaleri Belanda," kata Hari ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Kamis, 11 Juli 2019.
Tank tersebut merupakan peninggalan Angkatan Darat Belanda, pada masa pemerintahan Netherland Niew Guinea atau Nugini Belanda di Papua.
Oleh Belanda, Merauke dijadikan pusat pemerintahan sekaligus sebagai pusat pertahanan untuk pesisir Selatan Papua dalam menghadapi kampanye pengembalian Irian Barat oleh Presiden Soekarno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Hari, tank tersebut penemuan baru di Merauke. "Balai Arkeologi Papua pada tahun 2010 pernah melakukan penelitian peninggalan Belanda di Merauke, tapi tidak menemukan tank," katanya kepada Tempo, Kamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara fisik, dilihat dari foto yang sudah beredar. Itu adalah tank Sherman buatan Amerika Serikat. Pada waktu itu, selesai Perang Dunia II, Belanda banyak mendapat peralatan militer dari Amerika.
Tank M4 Sherman atau medium tank dibuat oleh Amerika dan dipergunakan oleh Amerika dan sekutunya termasuk Belanda.
"Tank ini untuk menghadapi pasukan Indonesia yang diperkirakan akan mendarat di Merauke pada waktu kampanye pengembalian Irian Barat ke NKRI. Pada waktu itu, Indonesia di bawah Presiden Soekarno, banyak memiliki tank buatan Uni Soviet.
Pada waktu itu, lanjut dia, pemukiman Belanda dan pusat pemerintahan berada di sekitar pelabuhan Merauke atau di wilayah yang sekarang ini dikenal sebagai Kelurahan Maro.
"Belanda pada waktu itu membangun berbagai fasilitas seperti kantor pos, pelabuhan, rumah dinas untuk pegawai Belanda, gereja, sekolah serta dilengkapi fasilitas militer termasuk tank yang didatangkan langsung dari Belanda," katanya.
Lebih lanjut, kata dia Belanda menata tata ruang Merauke pada waktu itu meniru Amsterdam, dengan banyak kanal atau saluran air untuk mengendalikan banjir karena permukaan tanah yang belakangan disebut sebagai wilayah adat Anim Ha, sejajar dengan permukaan laut.
Belanda meninggalkan Merauke pada 1 Mei 1962. Sementara, tank yang ditemukan warga tersebut memang sengaja dikubur agar tidak dimanfaatkan oleh militer Indonesia.
"Karena pada waktu itu tidak ada kapal pengangkut yang datang ke Merauke. Tank yang ditemukan itu, merupakan bukti sejarah dan harus dilestarikan. Kelurahan Maro merupakan kota tua Merauke, masih terlihat rumah-rumah peninggalan Belanda, kantor pos, dan gereja," katanya.
Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu warga di sekitar Pelabuhan Umum Merauke menemukan tank ketika akan menggali saluran pembuangan. Hal ini langsung menghebohkan warga Kota Rusa tersebut.