Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tingkat okupansi hotel di Bali masih rendah kendati wisatawan domestik sudah banyak berdatangan.
Industri pariwisata di Bali sangat bergantung pada tingkat kunjungan wisatawan mancanegara.
Perhelatan sejumlah acara internasional mulai akhir tahun ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kunjungan ke Bali.
JAKARTA – Rangkaian acara bertaraf internasional yang akan digelar di Bali membangkitkan kembali harapan banyak pelaku usaha pariwisata di Pulau Dewata. Akhir tahun ini, Bali akan menjadi tuan rumah babak penyisihan turnamen sepak bola junior, Indonesia Youth Championship.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Acara yang berlangsung pada 1-8 Desember mendatang itu diikuti oleh klub Eropa, seperti Real Madrid dan Manchester United. Adapun pada tahun depan, Bali menjadi tempat digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi G20 serta forum Global Platform Disaster Risk Reduction atau Penanganan Global untuk Pengurangan Risiko Bencana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Maulana Yusran, menyatakan bahwa perhelatan beragam kegiatan ini merupakan momentum untuk menarik wisatawan, terutama dari mancanegara. Perhotelan di Bali yang 70 persen pasarnya diisi turis asing saat ini sedang mengalami kelebihan pasokan kamar.
Meski pelancong domestik mulai berdatangan, okupansi hotel di Bali sulit melonjak tanpa wisatawan asing. "Saat ini okupansi di Bali paling tinggi 30 persen, tidak akan sampai 50 ribu meski wisatawan domestik penuh dan penerbangan ke sana banyak," tutur Maulana kepada Tempo, kemarin.
Menurut Maulana, para penyedia kamar sudah mampu mempersiapkan akomodasi yang sesuai dengan protokol kesehatan seperti rujukan Kementerian Kesehatan. Dia mengakui belum semua hotel mengurus sertifikat kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan lingkungan atau cleanliness, health, safety, and environmental sustainability (CHSE).
Wisatawan asing memasuki terminal keberangkatan domestik di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kuta, Bali, 17 Juli 2020. Johannes P Christo
Penyebabnya, sebagian perusahaan sudah mengantongi sertifikat sejenis yang juga mengandung unsur CHSE, seperti laik sertifikasi sehat dan lingkungan. Alasan lainnya adalah biaya. Untuk mengurus CHSE, pengusaha harus menelan biaya Rp 10-15 juta.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali, I Made Ariandi, menyatakan protokol kesehatan menjadi prioritas pelaku usaha. Jika penyebaran virus dapat dikendalikan, kabar keberhasilan penyelenggaraan perhelatan besar bisa memberikan rasa aman kepada para calon pelancong untuk datang ke Bali.
Ariandi mengatakan kembali maraknya kegiatan mulai akhir tahun ini telah menambah asa para pengusaha. Setahun terakhir kehilangan pelanggan, banyak pemilik usaha yang kesulitan modal membuka kembali bisnisnya. Namun sebagian besar dari mereka memutuskan membuka kembali usaha dengan harapan bisnis kembali hidup ditopang oleh peserta kegiatan di Bali.
Untuk itu, Ariandi berharap penyelenggara membantu menawarkan paket-paket wisata menarik. Seperti dalam pergelaran G20, Ariandi berharap para peserta tak hanya berfokus pada rapat. "Harapannya, setelah meeting ada extend sehari atau dua hari agar mereka bisa berkunjung ke Ubud, Sanur, atau lainnya," kata dia. Dengan begitu, kegiatan ekonomi juga bisa bangkit di wilayah lain.
Warga negara asing saat akan menyeberang ke Labuan Bajo di Pelabuhan Serangan, Denpasar, Bali, 28 Oktober 2021. ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Tak sekadar dari sisi pariwisata, Kadin Bali juga berupaya memanfaatkan momentum dengan menjalin komunikasi kerja sama di bidang lain, seperti perdagangan dan infrastruktur. Ariandi menuturkan pertemuan-pertemuan virtual digelar untuk menggaet rencana investasi ataupun potensi ekspor.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia, Hosea Andreas Runkat, mengatakan, dari rangkaian acara G20 saja, Bali akan menyambut sekitar 6.500 delegasi negara anggota forum. Tamu-tamu ini terdiri atas kalangan pemerintah, pengusaha, serta awak media.
Pertemuan tersebut diperkirakan dimulai pada semester pertama 2022. Namun tidak semua tamu hadir karena acara masih digelar hibrida, sebagian virtual, dan sebagian lainnya tatap muka. Baru pada semester kedua, pertemuan fisik dilakukan hingga puncaknya pada November 2022.
“Kegiatannya terbagi di 19 kota. Jadi, banyak pengelola (MICE) bisa ikut andil,” ucap Hosea. Bali direncanakan mendapat porsi 35 persen dari total kegiatan G20. Porsi terbesar kedua diberikan kepada Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), yaitu 16 persen, dan diikuti Yogyakarta 14 persen. Kegiatan lain tersebar di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Namun porsi ini masih bisa berubah menyesuaikan dengan kesiapan daerah.
YOHANES PASKALIS | VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo