Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Shockbreaker motor yang rusak disebabkan oleh seringnya menghantam jalan rusak, membawa beban berat, hingga kotoran yang merusak as shock. Untuk menyiasatinya, pengendara perlu melambatkan laju kendaraan ketika melewati jalan rusak atau polisi tidur.
Baca: Begini Ciri-ciri Shockbreaker Motor Mulai Rusak
"Saat jalan rusak atau polisi tidur sebaiknya melambatkan laju kendaraan, kadang kita buru-buru main hajar saja, itu yang bikin cepat rusak," ujar Ali, pemilik bengkel spesialis shockbreaker motor, Prima kepada Tempo di Jalan Raya Bogor Km 27 No 54, Jakarta Timur pada Rabu, 13 Maret 2019.
Cara berkendara seperti itu, lanjut dia, membuat pergerakan shock seperti menghentak jadi cepat aus. Begitu juga dengan tabung seher di dalamnya akan cepat aus. Bosh karet yang berfungsi sebagai peredam juga mudah pecah karena tekanan.
Cara lainnya adalah mensetting shockbreaker menjadi sedikit lebih keras. Ia mencontohkan, jika sering bawa beban berat, dibikin semi, shock lebih dibuat kerasi sedikit, jadi suspensi mengikuti kinerja motor mau dipakai untuk apa.
Sehingga saat motor membawa beban yang berat, tetap nyaman dan stabil dikendarai. Namun, kata Ali, meskipun semi keras, saat berkendara sendirian pun masih tetap nyaman.
Baca: Oli Shockbreaker Depan Motor Bocor Ternyata Bisa Diperbaiki
Begitu juga ketika lewat jalan yang berlubang atau rusak, settingan rebound bengkel Prima ini dibuat lebih pelan, artinya setelah shockbreaker menerima tekanan, kembali ke posisi semulanya lebih lambat. Pengendara dapat meminta settingan sesuai selera di bengkel ini.
Ia juga menjelaskan bahwa settingan bengkel Prima kuat hingga tiga sampai empat tahun. "Insya Allah, meski pemakaian kasar, dan ada garansi dua bulan," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini