Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah video tentang penyebab stroke beredar di media sosial Facebook [arsip]. Narator dalam video itu menjelaskan agar warganet waspada dengan tiga kebiasaan yang dapat menyebabkan stroke.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga kebiasaan tersebut antara lain mandi setelah makan, olahraga setelah makan, dan setelah begadang langsung mandi. Konten tersebut telah disukai 8,9 ribu kali dan dibagikan ulang lebih dari 2 ribu kali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Benarkah ketiga hal di atas bisa penyebab stroke?
PEMERIKSAAN FAKTA
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim-klaim di atas dengan menghubungi Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB. Menurutnya, stroke tidak berhubungan dengan makan langsung mandi, makan langsung olahraga, begadang langsung mandi atau mandi tengah malam. “Sama sekali tidak ada hubungannya,” kata Ari kepada Tempo, Senin, 17 Februari 2025.
Menurut dia, stroke disebabkan karena dua hal. Pertama pembuluh darah di otak pecah atau tersumbat. Risiko tersebut terkait dengan usia, genetik atau keturunan, hipertensi yang terkait dengan kolesterol tinggi dan obesitas. “Perjalanan stroke itu cukup panjang sebelum pasien pecah pada pembuluh otak,” kata Dekan FKUI ini.
Dikutip dari situs National Heart, Lung and Blood Institute bahwa stroke disebabkan oleh tersumbatnya aliran darah ke otak (stroke iskemik) atau pendarahan mendadak di otak (stroke hemoragik). Banyak hal yang meningkatkan risiko stroke. Beberapa faktor risiko ini dapat diubah untuk membantu mencegah stroke atau stroke di masa depan.
Sekitar 87% stroke adalah iskemik. Penyumbatan di otak biasanya disebabkan oleh sepotong plak atau gumpalan darah. Jika penyumbatan terjadi secara lokal di otak, maka kondisi ini disebut trombosis. Jika bekuan darah berpindah dari tempat lain di dalam tubuh, hal ini disebut emboli. Stroke iskemik diklasifikasikan secara spesifik berdasarkan lokasi terjadinya penyumbatan di otak dan di bagian tubuh mana terjadi emboli. Dalam beberapa kasus, lokasi asal emboli tidak diketahui.
Ketika plak menumpuk di dinding bagian dalam arteri, hal itu dapat menyebabkan penyakit yang disebut aterosklerosis. Plak mengeras dan mempersempit arteri, membatasi aliran darah ke jaringan dan organ. Plak dapat menumpuk di arteri mana pun di tubuh, termasuk arteri di otak dan leher. Penyakit arteri karotis terjadi ketika plak menumpuk di arteri karotis di leher yang memasok darah ke otak. Ini adalah penyebab umum stroke iskemik.
Plak di arteri juga bisa pecah. Trombosit darah menempel pada lokasi cedera plak dan menggumpal membentuk gumpalan darah. Gumpalan ini dapat menyumbat sebagian atau seluruh arteri.
Penggumpalan darah yang menyebabkan stroke dapat terjadi bila ada kondisi jantung dan darah lainnya, seperti fibrilasi atrium dan penyakit sel sabit. Studi MRI menunjukkan bahwa sebanyak 40% anak-anak dengan penyakit sel sabit pernah mengalami stroke, meskipun pemeriksaan medis tidak menunjukkan tanda-tanda stroke. Satu-satunya pengobatan untuk stroke yang tidak terdeteksi ini (juga disebut silent infarct) adalah dengan menerima transfusi darah secara teratur.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim ketiga hal di atas bisa penyebab stroke adalah keliru.
Stroke terjadi karena penyumbatan pembuluh darah ke otak atau pecahnya pembuluh darah otak. Risiko tersebut terkait dengan usia, genetik atau keturunan, hipertensi yang terkait dengan kolesterol tinggi dan obesitas
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]