Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes) telah mengumpulkan 5.359 sampel virus SARS-CoV-2 di seluruh Indonesia dalam kurun waktu 8 bulan terakhir untuk diuji sekuens genom utuh atau Whole Genom Sequencing (WGS). Dari jumlah itu, sebanyak 1.823 di antaranya merupakan varian Delta, 64 genom adalah varian Alpha, dan 17 genom adalah varian Beta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumbangan uji WGS terbanyak sejauh ini berasal dari Provinsi DKI Jakarta sebesar 1.286 sampel. Sebanyak 617 genom merupakan varian Delta, 37 genom varian Alpha, 12 genom varian Beta, sedangkan sisanya tanpa keterangan. Uji WGS terbanyak selanjutnya dilakukan provinsi Jawa Barat sebanyak 819 sampel dengan rincian 287 genom varian Delta, 10 genom varian Alpha, 2 genom varian Beta, dan sisanya tanpa keterangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perlu digarisbawahi bahwa temuan itu belum menggambarkan keadaan yang sesungguhnya di tengah masyarakat. Jumlah sampel yang diperiksa terlampau kecil. Dibanding jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi per 21 Agustus 2021 sebanyak 3,96 juta, maka jumlah sampel yang telah diuji hanya sebanyak 0,14 persen. Untuk mendeteksi keberadaan suatu varian dibutuhkan laboratorium dengan kemampuan proses WGS, sedangkan laboratorium serupa yang dimiliki Indonesia sangat terbatas.
Kabar baiknya, vaksin masih ampuh mengatasi ketiga varian itu. Studi Prancis yang dirilis di Lancet Regional Health Europe pada 14 Juli 2021 menyebut dua dosis vaksin mRNA memberi perlindungan 86 persen terhadap varian Alpha dan 77 persen terhadap varian Beta. Sedangkan untuk varian Delta, Public Health England menyebut vaksin Pfizer memiliki efektivitas 96 persen untuk mencegah perawatan di rumah sakit setelah dua kali suntikan dan AstraZeneca memiliki efektivitas 92 persen untuk dosis yang sama.