Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Sekarang bagi masyarakat terutama di perkotaan, kode batang atau yang lebih dikenal dengang barcode menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Hampir di semua produk, pasti ada barcode sebagai tanda pengenal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Barcode merupakan data optik di terbentuk dari kumpulan garis-garis yang hanya mampu dibaca dan diterjemahkan oleh barcode reader. Biasanya berbentuk batangan-batangan dengan kobinasi ukurang yang berbeda-beda dan berwarna hitam putih yang yang digunakan untuk mengotomatiskan sistem transaksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sehingga dengan menggunakan barcode, maka akan sangat mudah untuk membedakan suatu jenis produk dan mempermudah dalam memasukkan data suatu produk.
Awal Barcode
Melansir dari Barcoding, barcode pertama kali dikenalkan pada tahun 1932 oleh mahasiswa Harvard Amerika Serikat, yaitu Wallace Flint.
Pada awalnya, barcode hanya dipakai oleh perusahaan retail sampai akhirnya mulai banyak industri-industri yang ikut menggunakannya. Dan perusahaan retail pertama yang memproduksi perlengkapan kode batang adalah Monach Marking. Sedangkan pemakaian kode batang di dunia industri pertama kali adalah Plessey Telecommunications.
Baca juga : Cara Membuat QR Code secara Online dengan Bebas Desain Sendiri
Lalu pada tahun 1948, sebuah toko lokal meminta pada Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk membuatkan sebuah sistem yang bisa membaca informasi produk saat proses pembelian secara otomatis.
Kemudian, dua orang mahasiswa lulusan Dreaxel Patent Application, yaitu Bernand Silver dan Norman Joseph Woodland berusaha untuk mencarika solusi. Woodland mengusulkan untuk menggunaka tinta yang sensitif terhadap ultraviolet, namun ususlan ini ditolak karena tidak stabil dan mahal.
Sampai akhirnya di akhir tahun 1949, Woodland dan Silver berhasil membuat kode batang lalu ditahun 1952 mereka baru mendapatkan hak paten.
Pada tahun 1970 untuk pertama kalinya kode batang dipakai secara komersil ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Product Identification Standard (UGPIC).
Lalu pada tahun 1972, Toko Kroger di Cicinnati mulai menggunaka bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite yang dibentuk dalam industri grosir juga memilih untuk menggunakan kode standar dalam industrinya.
Itulah sejarah singkat barcode yang sampai saat ini masih digunakan dan terus berkembang di berbagai sektor.
FANI RAMADHANI
Baca juga : 3 Cara Membuktikan STNK Palsu Mobil dan Motor
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.