Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan keamanan siber, Avast, mengindentifikasi sekumpulan program yang terhubung internet (Botnet) yang dikhawatirkan mempengaruhi perangkat Internet of Think (IoT) dari virus yang menginfeksi pada tingkat server.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saat kami mempelajari ancaman ini, kami telah menemukan indikasi bahwa operasi ini telah berjalan sejak Desember 2017, mungkin bahkan lebih lama," tutur para peneliti Avast, dalam keterangan tertulis, Senin, 1 Oktober 2018. "Penyelidikan kami akan terus berlanjut."
Dalam laporannya, Avast melaporkan bahwa telah mengamati strain malware yang disebut Torii. Virus tersebut menggunakan teknik canggih untuk menginfeksi perangkat internet dari berbagai gadget. Torii merupakan virus yang menginfeksi perangkat pada tingkat server yang memiliki enkripsi lemah. Virus ini mampu menjalankan perintah yang berbeda, hal ini membuatnya sangat canggih untuk menyerang perangkat Smart Home yang dimiliki para pengguna.
"Penyelidikan terus berlanjut, tapi jelas bahwa Torii adalah contoh evolusi malware IoT, dan kecanggihannya berada di atas malware pun yang telah kita teliti sebelumnya," lanjut peneliti Avast.
Torii belum melakukan cryptojacking atau serangan Denial of Service Terdistribusi (DDoS). Para peneliti mengatakan malware itu mampu mengambil dan mengeksekusi perintah dari berbagai jenis perangkat yang terinfeksi, hal inilah yang membuatnya sangat canggih. Ditambah lagi, banyak perangkat Smart Home yang terhubung satu sama lain, tapi belum jelas apakah malware mampu menyebar ke perangkat lain.
Setelah Torii menginfeksi perangkat, virus itu akan membanjiri perangkat dengan informasi dan berkomunikasi dengan server master, hal itu memungkinkan pembuat malware untuk mengeksekusi kode apa pun atau mengirimkan muatan apa pun ke perangkat yang terinfeksi. "Hal ini menunjukkan bahwa Torii bisa menjadi platform modular untuk digunakan di masa depan," tambah para peneliti.
Untuk meningkatkan jumlah permintaan yang diperlukan untuk membobol situs web populer atau layanan online, peretas sering kali menggunakan botnet, jaringan komputer yang dikendalikan dengan malware. Malware didistribusikan dengan mengelabui pengguna agar mengunduh perangkat lunak secara tidak sengaja, biasanya dengan menipu pengguna agar mengikuti tautan di email atau menyetujui untuk mengunduh file yang rusak.
Simak kabar terbaru dari riset Avast lainnya dan artikel menarik lainnya tentang smart home hanya di kanal Tekno Tempo.co.