Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bastien Dubuc, Country Manager Consumer di perusahaan keamanan digital Avast, menyatakan penjahat siber juga memasuki website dan aplikasi travel online. Di antaranya, yakni sektor perhotelan dan sektor transportasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga: Ekonom Ingatkan Bitcoin Bisa Dibobol Hacker
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Hal tersebut merupakan jalan masuk para penjahat siber," ujar Dubuc, seperti keterangan pers yang diterima Tempo, Kamis 19 Juli 2018
Menurut Dubuc, peretas (hacker) akan mencari saat para konsumen lengah. "Setiap kerentanan akan menjadi kesempatan untuk mereka," ujarnya. Menrutud dia, pengguna internet yang kepalanya telah terpenuhi dengan rencana dan mimpi untuk berlibur, merupakan target yang ideal bagi peretas.
"Jarang para pengguna memikirkan risiko cyber yang dapat ditimbulkan web atau aplikasi booking hotel atau transportasi untuk liburan," ujar Dubuc. Menurut dia, pemikiran seperti itu adalah salah besar.
Karena memesan via online, kata Dubuc, sama saja dengan membagikan informasi personal Anda secara online, seperti data perbankan. "Data ini merupakan hadiah besar untuk para penjahat," kata dia.
Dubuc memberikan tips untuk agar kita terhindar dari pencurian data. Berikut tipsnya:
1. Waspada temail phishing
Email yang terlihat tidak legal dan mencurigakan harus dibuka dengan hati-hati. Jika hal ini terjadi, lebih baik untuk anda tidak mengklik link dan attachment yang tertera, jika benar email tersebut adalah malicious, malware akan berpotensi mengatur perangkat pengguna dan memberikan akses kepada peretas untuk mencuri informasi seperti kredensial login atau nomor kartu kredit.
Pengguna internet juga dapat diarahkan menuju sebuat situs imitasi layaknya situs official dan diajak untuk "mengatur ulang password mereka", atau memasukkan data pribadi. Jika anda ragu-ragu, membuka halaman baru, hubungi perusahaan penyedia aplikasi tersebut, untuk memastikan bahwa email dikirim dari layanan mereka. Hal ini akan menghalang pencurian data.
2. Membuat Password yang Unik
Kata sandi terbaik adalah gabungan dari simbol yang bervariasi: huruf kapital, angka, dan karakter spesial dengan jumlah lebih dari delapan karakter. Untuk membuat pekerjaan peretas semakin sulit, kata yang tidak dikenali oleh kamus akan meningkatkan keamanan akun pengguna.
Dihadapkan dengan banyaknya website dan aplikasi, kreasi kata sandi yang unik sangat membatasi pengguna yang biasanya memilih kata sandi yang sama untuk semua akun. Untuk membantu orang yang biasanya enggan berurusan dengan kata sandi, alat pengatur kata sandi memungkinkan anda untuk mendapatkan kata sandi secara otomatis untuk setiap akun online anda.
3. Perhatikan "Https" dan Gembok berwarna hijau
Jika website tidak memiliki awalan "https' dan gembok hijau pada bar alamat, Anda sebaiknya tidak meneruskan berselancar di laman tersebut. Ini berarti website tersebut tidak menyediakan enkripsi yang disediakan oleh otoritas tepercaya.
4. Autentifikasi Dua Faktor
Hal ini memungkinkan untuk mengatur beberapa tingkatan proteksi yang akan menyulitkan orang yang tidak berwenang untuk mengakses informasi. Sebagai contoh, pengguna akan menerima kode unik pada telepon mereka setiap bertransaksi, dan memasukkannya pada situs guna menyelesaikan transaksinya. Ini berarti, jika penjahat cyber berhasil mendapatkan kata sandi konsumen, dia tidak dapat bertindak lebih jauh lagi dikarenakan dia tidak memiliki faktor kedua yang dibutuhkan.
5. Metode Pembayaran yang Aman
Idealnya, setiap transaksi keuangan secara online menggunakan kartu kredit harus dilakukan dengan proteksi dari pencurian. Kini, kebanyakan kartu kredit memungkinkan anda untuk melaporkan transaksi curang dalam kurun waktu 30 hari saat ditemukan kecurang tersebut pada pernyataan bank. Kalau tidak, kita dapat menggunakan servis pembayaran online seperti PayPal yang menolak memasukkan detail bank.
Simak kabar terbaru dari Avast hanya di kanal Tekno Tempo.co.