Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Bantu Korban Gempa Cianjur, Telkom University Bawa Menara BTS Bergerak

Telkom University Bandung menurunkan tim relawan yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan pegawai, untuk membantu korban gempa Cianjur.

26 November 2022 | 18.26 WIB

Mobile Cognitive Radio Base Station (MCRBS) yang berperan bak menara BTS bergerak milik Telkom University di lokasi terdampak gempa Cianjur. (Dok. Tim Telkom University)
Perbesar
Mobile Cognitive Radio Base Station (MCRBS) yang berperan bak menara BTS bergerak milik Telkom University di lokasi terdampak gempa Cianjur. (Dok. Tim Telkom University)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Telkom University Bandung menurunkan tim relawan yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan pegawai, untuk membantu korban gempa Cianjur sejak Selasa 22 November 2022. Selain itu dikerahkan pula sebuah unit mobil yang dilengkapi teknologi Mobile Cognitive Radio Base Station (MCRBS) ke daerah Cugenang, Kabupaten Cianjur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Ada 70-an orang yang sinyalnya terhubung dengan alat kami,” kata Khoirul Anwar, Direktur Advanced Intelligent Communications (AICOMS) Telkom University, Sabtu, 26 November 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Stasiun bergerak yang diangkut mobil bak terbuka itu berfungsi seperti Base Transceiver Station (BTS) operator telekomunikasi seluler. Perangkat itu juga bisa menangkap seluruh jaringan komunikasi plus WiFi untuk tablet yang tidak berkartu.

Rancangannya, kata Khoirul, "Memang menyesuaikan kondisi di lokasi bencana seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami, yang ikut memutus akses telekomunikasi dan listrik."

Dalam kondisi semua BTS di sekitar lokasi bencana itu mati, termasuk baterainya yang nihil pasokan listrik, MCRBS bisa mengambil peran. Fungsinya juga untuk membantu evakuasi korban serta koordinasi para regu penolong pada situasi darurat.

Mekanismenya, korban bencana atau regu penolong menghubungi nomor darurat yang akan diterima MCRBS. Alat kemudian memindai ke seluruh frekuensi dari 2G sampai 5G lalu panggilan diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Dari laporan tim di lapangan, Khoirul mengatakan, MCRBS dapat berfungsi dengan normal setelah mengalami beberapa kendala teknis pada awal pengoperasian. “Kehadiran MCRBS di Cianjur untuk membantu pemulihan jaringan sekaligus melakukan aksi penyelamatan korban bencana,” kata dia.

MCRBS terdiri dari seperangkat menara seluas satu meter persegi  dan setinggi dua meter. Menara didukung antena, sistem daya, dan sistem kontrol yang ditempatkan pada bagian belakang mobil bak terbuka. Area tangkapan sinyalnya dalam radius satu kilometer.

Bersumber daya mandiri, tenaga listriknya berasal dari generator, aki, dan panel tenaga surya, agar dapat digunakan di daerah yang tidak terjangkau setrum. Daya listriknya dimulai dari 40 watt kemudian turun sekitar 20 watt saat terus digunakan.

Menurut Khoirul, ide perangkat telekomunikasi itu muncul sejak 2015 ketika dia menjadi dosen di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST). Pembuatannya baru dirintis pada 2019 hingga purwarupanya rampung pada Maret 2020. Alat dan sistem itu telah dipasang di sebuah kota di Sumatera dipadukan dengan informasi banjir, longsor, gempa, dan tsunami.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Anwar Siswadi (Kontributor)

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus