Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Cianjur menjadi salah satu peristiwa yang mewarnai 2022. Gempa ini terjadi pada 21 November 2022 dengan kekuatan Magnitudo 5,6. Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat gempa ini mengakibatkan 334 orang meninggal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski demikian, Bupati Cianjur Herman Suherman mengklaim bahwa korban jiwa akibat gempa Cianjur mencapai 600 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Laporan resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang meninggal dunia 334 orang, ternyata ada sekitar 600-an korban jiwa berdasarkan hasil pendataan kami di lapangan," ujar Herman Suherman di Pendopo Kabupaten Cianjur, Sabtu, 10 Desember 2022.
Menurut Bupati Cianjur, jumlah korban jiwa yang nyaris dua kali lipat dari update resmi BNPB ini diperoleh saat melakukan pendataan untuk memberikan dana kerohiman kepada keluarga yang meninggal dunia. Herman memaparkan bahwa bertambahnya jumlah korban jiwa ini dimungkinkan karena ada warga yang meninggal pada saat kejadian dan langsung dimakamkan tanpa laporan.
BNPB sebelumnya mencatat sebanyak 334 orang meninggal dalam peristiwa gempa Cianjur. Data itu terakhir tercatat pada Rabu, 7 Desember 2022.
Asisten Daerah I Pemerintah Kabupaten Cianjur Arief Kurniawan dalam telekonferensi, Rabu, 7 Desember 2022 mengatakan pencarian korban secara masif dan aktif dihentikan mulai Selasa, 6 Desember 2022. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas masih mencari secara pasif dengan mengawasi dan memonitor operator alat-alat berat.
Menurut Arief, jumlah pengungsi yang tercatat oleh BNPB dan Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak ada sebanyak 114.683 jiwa. Jumlah ini terdiri dari 54.781 orang pria, dan perempuan 59.902.
Sementara itu, gempa ini juga menyebabkan kerusakan rumah warga, dengan rincian rumah rusak berat sebanyak 4.376 unit, rusak sedang sebanyak 5.306, dan rusak ringan sebanyak 8.182 unit. Sementara infrastruktur yang rusak terdiri dari sekolah sebanyak 511 unit, tempat ibadah 190 unit, fasilitas kesehatan 14 unit, dan gedung/perkantoran 17 unit.
Bantuan Pemerintah
Pemerintah menjanjikan bantuan keuangan bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan. Presiden Joko Widodo atau Jokowi awalnya hanya akan memberikan bantuan renovasi rumah Rp 50 juta untuk rusak berat, Rp 25 juta rusak sedang, dan Rp 10 juta rusak ringan. Besaran ini mengacu pada besaran bantuan untuk korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Palu, Sulawesi Tengah, pada 2018.
"Tetapi tadi malam saya hitung-hitung lagi," kata Jokowi di Cianjur, Jawa Barat, Kamis, 8 Desember 2022. "Tadi pagi saya sudah juga menyampaikan ke Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, ada uang atau tidak? Ternyata ada sedikit."
Sehingga, Jokowi memutuskan untuk menaikkan bantuan. Dari Rp 50 juta menjadi Rp 60 juta, Rp 25 juta menjadi Rp 30 juta, dan Rp 10 juta menjadi Rp 15 juta. "Hari ini tadi telah diserahkan kurang lebih 8.100 bantuan untuk bapak ibu semuanya," ujar kepala negara.
Jokowi juga memastikan pembangunan rumah untuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat, mulai dilaksanakan hari ini, Senin 5 Desember 2022. Pemerintah sebelumnya telah menyediakan 16 hektare lahan di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kepastian tersebut disampaikan presiden ketika mendatangi 3 titik lokasi bencana, yakni Posko Peduli Bencana Paspampres di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang; Pesantren Darul Falah Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang; dan lokasi pembangunan rumah relokasi di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur.
"Mulai hari ini pembangunan rumah di tempat relokasi Desa Sirnagalih sudah dimulai. Pembangunan harus segera dilaksanakan karena kasihan warga di pengungsian sudah kedinginan," ujar Jokowi kepada wartawan di Posko Peduli Bencana Paspampres Desa Cijedil Kecamatan Cugenang, Senin 5 Desember 2022.
Jokowi meminta agar warga bersabar karena pembangunan tidak bisa dilaksanakan sekaligus lantaran jumlahnya cukup banyak. Pembangunan 56 ribu unit rumah tersebut, menurutnya, bukan persoalan gampang. Sebagai awalan, Kementerian PUPR (Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat) akan membangun sebanyak 2.400 unit rumah.
"Jumlahnya mencapai 56 ribu unit, jadi bukan persoalan gampang. Yang penting pembangunan segera dilaksanakan dengan cepat agar selesainya bisa cepat, tapi tidak dibatasi oleh waktu. Kalau bisa secepatnya karena kasihan warga sudah kehujanan dan kedinginan di tenda-tenda pengungsian," kata Jokowi.
DEDEN ABDUL AZIZ | JULNIS FIRMANSYAH
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.