Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Erick Thohir Bicara Perubahan Iklim di COP28, Ajak Jaga Hutan Tropis

Erick Thohir bicara deforestasi serta berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan dalam menghadapi perubahan iklim global.

1 Desember 2023 | 10.36 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad-Interim, Erick Thohir, dalam acara peluncuran dokumen Investment and Policy Plan (CIPP) Pelaksanaan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transitions Partnership/JETP) di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Defara Dhanya
material-symbols:fullscreenPerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad-Interim, Erick Thohir, dalam acara peluncuran dokumen Investment and Policy Plan (CIPP) Pelaksanaan Transisi Energi Berkeadilan (Just Energy Transitions Partnership/JETP) di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Defara Dhanya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia bersama Brasil dan Republik Demokratik Kongo bekerja sama dalam mengatasi deforestasi serta berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan dalam menghadapi perubahan iklim global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hari ini menandakan langkah maju dalam menjalin hubungan baik antara Indonesia, Brasil, dan Kongo. Negara dengan pohon tropis terbanyak di dunia, yang juga merupakan sesuatu yang sangat penting bagi dunia saat ini," ujar Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir di Jakarta, Kamis, 30 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia juga menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 (COP28) di Expo City, Dubai, Uni Emirat Arab.

Menurut Erick, hutan tropis merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk membantu terwujudnya keberlanjutan dalam isu pemanasan global saat ini. Hutan menyediakan ekosistem penting, daerah tangkapan air, dan jasa lingkungan.

"Pada saat yang sama, pemerintah menghadapi permasalahan hutan, termasuk perubahan iklim, pembalakan liar, kebakaran dunia, dan penggundulan hutan," ucapnya.

Erick menyampaikan, Indonesia menempatkan pengelolaan hutan lestari sebagai salah satu fokus pembangunan. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan menekan kebakaran hutan dan lahan yang berkurang signifikan sebesar 82 persen.

"Dari 1,6 juta hektare pada 2019 menjadi 2.960 ribu hektare pada 2020. Deforestasi berkurang 75 persen. Ini angka terendah sejak 1990," kata Erick.

Erick mengatakan hutan telah memberikan manfaat bagi 1,2 juta orang dengan sebaran hutan mencapai 6,3 juta hektare. Secara keseluruhan, kata Erick, telah ditanam lebih dari 270 juta mangrove di seluruh di Indonesia.

Hal tersebut, menurut dia, menjadi bukti konkret Indonesia berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan global.

Dia menilai Indonesia memerlukan kolaborasi internasional dengan Brasil dan Kongo.

"Saat G20 di Bali, Indonesia, Brasil, dan Kongo menandatangani pernyataan bersama untuk bekerja sama di bidang kehutanan. Kami optimistis negara lain akan mengikuti jejak ini karena Indonesia telah melakukan kerja sama bilateral dengan negara-negara lain untuk melestarikan mangrove," kata Erick.

Erick meyakini kekuatan hutan tropis untuk kemitraan iklim ini akan menjadi kerja sama yang saling menguntungkan di antara setiap anggota, negara, dan mitra lainnya sekaligus akan bermanfaat bagi masyarakat di seluruh dunia.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus