Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kofera Technology, startup penyedia platform otomasi marketing asal Indonesia, berhasil mendapatkan pendanaan Pra-Seri A. Pendanaan tersebut berasal dari MDI Ventures, Indosterling Capital, Discovery Nusantara (DNC). Meski begitu, pihak Kofera enggan menyebutkan angka pastinya. MDI Ventures adalah perusahaan modal milik Telkom Group.
Sekadar informasi, ada empat tahapan pendanaan perusahan. Pertama, pra-seri A, yakni pendanaan tahap awal perusahaan terbentuk. Biasanya dana yang dikucurkan investor sekitar US$ 50-600 ribu atau sekitar Rp 675 juta sampai Rp 8,1 miliar. Kedua, Seri A, yakni sekitar US$ 600 ribu sampai US$ 3 juta atau setara Rp 675 sampai Rp 40,5 miliar. Pendanaan Seri A biasanya perusahana sudah memiliki produk yang matang dan berjalan.
Ketiga, Seri B, yakni pendanaan sebesar US$ 5-20 juta atau setara dengan Rp 67,5-270 miliar. Perusahaan yang mendapatkan dana ini biasanya sudah berumur 2-4 tahun. Keempat adalah Seri C, US$ 25-100 juta, atau sekitar Rp 337,5 miliar hingga Rp 1,35 triliun. Umumnya, perusahaan yang mendapatkan dana ini sudah mencapai tahap mature.
Baca: Rudiantara Ungkap Tantangan Startup di Indonesia
CEO Kofera Technology, Bachtiar Rifai, mengklaim Kofera merupakan startup asal Indonesia pertama yang menyediakan software as service (SaaS) platform otomasi marketing berbasis artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan dan machine learning. "Dengan begitu, kinerja perhitungan akan lebih efisien dan efektif," kata dia melalui aplikasi pesan WhatsApp kepada Tempo, Rabu, 14 Juni 2017.
Bachtiar mengatakan, saat ini sudah ada 5.000 akun dari berbagai jenis model bisnis yang terdaftar di Kofera. Pendanaan Pra-Seri A ini, kata dia, sangat membantu dalam pengembangan produk, riset, dan ekspansi pasar.
Menurut Bachtiar, meningkatnya kebutuhan digital marketing perusahaan di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah sumber daya manusia. Kelangkaan talenta di industri digital mengakibatkan lonjakan biaya untuk merekrut tim yang ideal.
Baca: Program Visa Kanada Beri Peluang Tinggal Permanen Startup IT
Di sisi lain, meningkatnya kebutuhan digital marketing juga terlihat dari pengeluaran digital advertising pada 2015 yang mencapai US$ 200 juta. Menurut penelitian Google Temasek, Angka tersebut diprediksi melonjak mencapai US$ 2,7 milliar pada 2025.
Dengan kata lain, Bachtiar mengatakan, pengeluaran biaya digital advertising pada 2017 diperkirakan meningkat mencapai US$ 507 juta. "Kofera hadir untuk menutup jurang antara kebutuhan digital marketing yang tinggi dan kelangkaan sumber daya manusia. Platform kami bisa membantu itu," kata dia.
Baca: Startup Unibraw Jadi Semifinalis Kompetisi Mountain View
Kofera menawarkan empat modul fundamental. Di antaranya, yaitu Campaign Builder, Optimizer, Monitoring dan Analytics. Keempatnya terintegrasi dengan digital channel yang meliputi search, display, remarketing, dan social media.
Platform Kofera, Bachtiar menjelaskan, telah dioptimalkan secara bervariasi untuk mencapai tujuan digital marketing campaign masing-masing perusahaan dengan berbagai latar belakang industri, skala perusahaan, dan target pelanggan yang disasar. Untuk klien startup dan Usaha Kecil Menengah (UKM), misalnya, Kofera menghitung kemungkinan biaya dan operasi lainnya saat ingin beriklan.
AMRI MAHBUB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini