Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pertengahan Desember lalu, Garmin memperkenalkan jam tangan olahraga pintar Garmin Vivoactive 3 ke pasar Indonesia. Menurut Managing Director Garmin Asia Selatan, Engelhard Sundoro, jam seharga Rp 5-5,5 juta ini memiliki 15 aplikasi olahraga dalam maupun luar ruangan. "Salah satu aplikasi terbarunya adalah yoga," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di kelompok fitur olah raga, Vivoactive3 memiliki sederet fasilitas seperti Elevate yang berfungsi mengukur detak jantung, aplikasi pengukur VO2max (volume maksimal oksigen yang bisa diproses tubuh), penghitung langkah, dan banyak aplikasi olahraga mulai dari berlari, berjalan, angkat berat, kardio, yoga, naik turun tangga, hingga berenang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Managing Director Garmin South Asia, Engelhard Sundoro, (kedua dari kiri), dan Director Marketing dan Communoications Erajaya Group, (ketiga dari kiri), saat peluncuran Garmin Vivoactive 3. (TEMPO/Amri Mahbub)
Sementara di kelompok fitur hiburan, Vivoactive3 menyematkan aplikasi pengukur tingkat stres, menerima panggilan telepon, mengendalikan musik pada telepon pintar, dan mengontrol kamera Garmin VIRB. Tersedia pula ribuan tampilan jam tangan, widget, dan aplikasi yang dapat diunduh gratis dari toko Garmin Connect IQ.
Pengguna juga bisa menyesuaikan perangkatnya dan mengubahnya dari sekadar jam tangan pintar menjadi perangkat yang lebih personal. Contohnya, jam ini bisa mengetahui kapan Uber akan tiba, menyalakan lampu di rumah dengan aplikasi SmartThings, atau memantau kondisi cuaca dengan aplikasi MinuteCast dari AccuWeather.
Sepanjang hari, Vivoactive 3 otomatis mensinkronisasikan jam dengan aplikasi Garmin Connect untuk menyimpan data-data statistik pemakainya. Di laman Garmin Connect, pengguna bisa melihat jumlah latihan yang sudah dilakukan, tingkat stres, dan pola tidur. Semuanya ditampilkan melalui grafik yang terperinci.
Namun, itu baru janji Garmin. Bagaimana dengan kenyataannya? Tempo berkesempatan menguji produk ini selama dua pekan. Karena fungsinya sebagai teman berolahraga, fitur yang terutama diuji adalah fitur-fitur olahraga. Jika dibandingkan dengan Garmin Forerunner 10 yang hanya dilengkapi dengan fitur-fitur dasar, mencicipi Vivoactive 3 yang kaya fitur tentu sebuah lompatan besar.
GPS dan Baterai
Ujian pertama yang dibebankan pada si Vivoactive 3 adalah kecepatan penguncian sinyal satelit GPS. Secara keseluruhan, sinyal GPS terkunci dalam hitungan detik. Hanya saja, ketika kondisi langit tertutup awan, penguncian sinyal bisa mencapai lebih dari satu menit. Namun, jika dibandingkan dengan Forerunner 10, Vivoactive 3 jauh lebih cepat.
Saat dipakai berlari, pengukuran jarak Vivoactive 3 menunjukkan hasil yang konsisten. Artinya, ketika dibawa menempuh lintasan yang sama selama beberapa kali, jarak yang tercatat kurang lebih sama. Soal ketahanan baterai, produsennya menjanjikan baterai jam bisa bertahan hingga 13 jam dalam kondisi GPS aktif. Sedangkan dalam mode hemat energi, Vivoactive 3 akan bertahan selama 7 hari.
Jam tangan Garmin Vivoactive 3. TEMPO/Fajar Januarta
Ketika diuji dalam kondisi GPS aktif, jam ini menghabiskan daya baterai sebanyak 1 persen setiap 5 menit. Sehingga ditaksir, baterai hanya bertahan 8 jam 20 menit. Meski di bawah janji produsennya, jam ini masih layak dibawa lomba maraton yang biasanya memiliki cut off time 7 jam. Adapun waktu pengisian ulang baterai dari kosong hingga penuh sekitar 1 jam lebih sedikit.
Fitur Lari, Beban, dan Berenang
Kelengkapan fitur lari jam ini cukup memadai. Mulai dari fitur wajib seperti kecepatan rata-rata, jarak, pace (waktu tempuh per kilometer), pengukur detak jantung, hingga penghitung cadence (jumlah langkah per menit). Pengukur detak jantung yang biasanya mendapat perhatian khusus olahragawan, bekerja konsisten. Artinya, nilai detak jantung yang tertera secara real time pada perangkat ini bergerak linier dengan kecepatan dan durasi lari maupun elevasi lintasan. Tapi sebagai catatan, kadang terjadi lonjakan heart rate di saat tidak ada perubahan yang drastis dalam berlari.
Tes berikutnya adalah berlatih beban. Pihak Garmin mengklaim Vivoactive 3 bisa diatur untuk menghitung jumlah repetisi, set, dan waktu istirahat selama latihan beban bebas dan latihan beban tubuh. Kenyataannya, fitur penghitung repetisi tidak berjalan optimal. Hasil penghitungan selalu tidak sesuai dengan frekuensi angkat. Misalkan, dari 12 kali angkatan Vivoactive 3 hanya mencatat 10 kali angkatan. Jam ini secara umum bisa mendeteksi repetisi angkat barbel dan push-up, namun kesulitan mendeteksi repetisi pull-up maupun sit-up.
Jam tangan Garmin Vivoactive 3. TEMPO/Fajar Januarta
Tes pamungkasnya adalah tes berenang. Jam ini Tempo kenakan di kolam renang. Metode pengukuran olahraga berenang pada jam ini adalah dengan menghitung repetisi bolak-balik panjang kolam yang ukurannya dimasukkan secara manual. Sedangkan, fitur GPS tidak bisa diaktifkan pada mode renang. Ketiadaan GPS ini mengherankan karena pada Forerunner 10, GPS masih aktif pada mode renang, sehingga pengukuran jarak bisa dilakukan secara otomatis, tanpa harus memencet tombol tiap kali menyentuh sisi kolam.
Desain Kokoh dan VO2 Max Akurat
Fitur tambahan di luar fitur utamanya cukup menarik, seperti pengukur denyut jantung selama 24 jam. Fitur ini berguna untuk memantau detak denyut jantung istirahat, tingkat stres, dan kualitas tidur malam. Khusus kualitas tidur, hanya bisa diamati melalui Garmin Connect. Hanya saja, entah apa sebabnya, Tempo tidak bisa melihat kualitas tidur di Garmin Connet, meskipun jam dipakai selama tidur.
Satu lagi fitur olahraga yang menarik adalah penghitungan VO2max (volume maksimal oksigen yang dapat diproses tubuh saat melakukan kegiatan intensif. Ukuran ini dapat menunjukkan tingkat stamina tubuh). VO2max bisa diukur melalui dua jenis olahraga yaitu berjalan dan berlari. Catatan lagi, meskipun Vivoactive 3 bisa memberikan nilai VO2max yang masuk akal (rentang nilai VO2max biasanya diukur dalam kelompok "sangat jelek", "jelek", "sedang", "bagus", "sangat bagus", "superior". Selama pengujian, Tempo mendapatkan kategori "bagus"), beberapa situs web mengatakan VO2max hanya bisa diukur secara akurat dengan alat khusus di laboratorium.
Terakhir, fisik Vivoactive 3 tampak cukup kokoh, dengan layar resolusi tinggi Garmin Chroma yang bekerja dengan baik. Huruf dan angka di layar jam terlihat jelas dalam kondisi terang maupun kurang cahaya. Teknologi side swipe berupa panel kendali di sisi sebelah kiri jam yang berfungsi memindahkan menu, memberikan kemudahan dalam pemakaian sehari-hari. Begitu pula layar sentuhnya dapat dikendalikan dengan mudah ketika dipakai berolahraga, bahkan dalam intensitas yang tinggi sekalipun. Kesimpulannya? Vivoactive 3 bisa menjadi teman olahraga yang menyenangkan.
Simak artikel menarik lainnya tentang Garmin Vivoactive 3 hanya di kanal Tekno Tempo.co.