Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Paviliun daring Indonesia di event Gamescom 2021 resmi dibuka. Sekitar 30 peserta delegasi akan menampilkan karya terbaiknya dalam bidang game developing, game publishing dan game service di pentas salah satu pameran dagang serta eksibisi video game terbesar dan terkemuka di dunia, pada Senin-Jumat, 23-27 Agustus 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyelenggaraan paviliun Indonesia di event ini didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Barekraf), bekerja sama dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI), Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Berlin, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg, dan melalui program Archipelageek yang membantu industri kreatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan partisipasi delegasi Indonesia diharapkan bisa menunjukkan performa yang optimal, dan membuat Business to Business-nya (B2B) meningkat, sehingga bisa membawa keberkahan.
“Nantinya dibawa pulang ke tanah air bisa membawa kebangkitan ekonomi dan membuka lapangan kerja lebih luas,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa, 24 Agustus 2021.
Ke-30 peserta ini direncanakan akan berpartisipasi dalam sub-event bertajuk Devcom Developer Conference (DDC), event B2B dan Business Matching yang menghubungkan para partisipan dengan investor serta publisher game kelas dunia.
Partisipasi Indonesia di dalam event akbar ini tentunya dilatarbelakangi oleh potensi besar yang dimiliki industri digital lokal (termasuk di dalamnya adalah game). Menurut Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno, potensi dan situasi dari industri digital Indonesia sangatlah baik. “Hal ini terbukti dari resiliensi industri ini dalam menghadapi pandemi Covid-19,” katanya.
Selain itu, kata Havas, Indonesia juga diakui sebagai salah satu negara dengan keberadaan unicorn paling banyak di kawasan Asia Tenggara serta dikenal sebagai kekuatan digital utama-nya dengan angka revenue sebesar US$ 44 miliar. “Hampir setengah dari keseluruhan revenue industri digital Asia Tenggara,” tutur dia.
Presiden AGI, Cipto Adiguno, menerangkan, potensi Indonesia juga tidak hanya dinilai dari performa industrinya saja, tapi juga dari langkah strategis pemerintah serta stakeholder terkait. Menurutnya, langkah suportif yang diambil pemerintah dan asosiasi terkait, memiliki peran yang sangat vital dalam pertumbuhan industri game Indonesia dewasa ini.
“Terutama yang berkaitan dengan program growth-driving industry serta regulasi-regulasi yang berpihak pada industri,” ujar dia menambahkan.