Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Kemenparekraf Ingin Jadikan Game Online Media Promosi Wisata Indonesia

Dari segi developer game, bisa memasukkan salah satu tempat wisata Indonesia sebagai salah satu lokasi permainan di dalam game.

16 Agustus 2021 | 18.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, ingin menghadirkan destinasi wisata prioritas Indonesia ke dalam game online. Hal itu dia sampaikan dalam acara virtual Konferensi Pers Gamescom 2021 dan Tokyo Game Show 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Sandi, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Asosiasi Games Indonesia (AGI) dan Pengurus Besar Esport Indonesia untuk melihat khususnya lima destinasi wisata prioritas Indonesia. “Kita bisa melakukan dua sisi melalui game ini, satu produksi dan promosi untuk pariwisata kita,” ujar dia Senin, 16 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lima destinasi wisata prioritas yang menjadi fokus pemerintah, yaitu Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo.

Sandi yang juga sebagai Pembina PB Esport Indonesia menambahkan, dari segi developer game, bisa memasukkan salah satu tempat wisata Indonesia sebagai salah satu lokasi permainan di dalam game. “Misalnya ada scene pertarungan di Danau Toba atau Candi Borobudur, sehingga kita dapat sisi eksposure-nya,” kata Sandi.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, dulu promosi biasa dilakukan di media berupa koran, majalah, papan reklame, atau layar LED. Namun, Sandi berujar, sekarang promosi bisa dilakukan melalui game. “Jadi kita akan terus kembangkan ke depannya,” tutur dia.

Sebagai informasi, terdapat sekitar 43,7 juta user gaming di Indonesia dengan pendapatan mencapai US$ 879,7 juta atau Rp 12 triliun. Namun, pendapatan yang masuk ke pengembang game lokal kurang dari dua persennya. AGI memiliki dua hipotesis mengenai hal itu, yakni game yang tidak berkualitas sehingga orang-orang tidak ingin membeli, atau jangan-jangan masyarakat Indonesia belum teredukasi tentang game buatan lokal.

Baca:
WhatsApp Bakal Hadirkan Fitur Lihat Status Melalui Gambar Profil

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus