Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Review DJI Osmo Pocket: Ukuran Mungil, Performa Raksasa

Dalam sesi review gadget kali ini, Tempo berkesempatan melakukan review DJI Osmo Pocket.

19 Januari 2019 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
DJI Osmo pocket. TEMPO/Ryan Maulana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sesi review gadget kali ini, Tempo berkesempatan melakukan review DJI Osmo Pocket. Kamera 4K terkecil di dunia dengan gimbal mekanis tiga sumbu ini dirilis secar global pada November tahun lalu. Karena panjangnya yang hanya 12 senti meter dan beratnya yang hanya 116 gram--lebih ringan dari smarpthone, kamera ini cocok vlogger, YouTouber, dan siapapun para pemula yang ingin berkecimpung di dunia video.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisa dibilang DJI Osmo Pocket ini gimbal plus kamera di drone DJI Mavic Air karena sama-sama memiliki besaran diafragma f/2.0 dan jarak fokus (focal length) yang lebih sempit, yakni 25,77 milimeter. Bedanya, Osmo Pocket bisa digenggam.

Meski terlihat sebagai saingan GoPro Hero 7 Black, tapi DJI Osmo Pocket bisa dikatakan lebih unik. Kelebihannya ada pada gimbal tiga sumbu yang menggabungkan fitur perangkat lunak pelacakan objek dengan kamera Osmo Pocket itu sendiri. Fitur ini memungkinkan untuk membuat efek video sinematik yang tak bisa dilakukan kamera smartphone.

Di dalam kotak Osmo Pocket yang berwarna putih mungil, pihak DJI hanya menyertakan kamera, cover, smartphone adapter lightning untuk iPhone dan adapter USB-C untuk Android, serta kabel charger tanpa disertai kepala charger.

Sayangnya, tak seperti kamera aksi, DJI Osmo Pocket harus menggunakan kasing anti-air tambahan kalau ingin menggunakannya di air. Selain itu, Anda juga harus terhubung dengan smartphone kalau ingin memaksimalkan semua fiturnya. Sambungkan ponsel Android atau iOS Anda menggunakan adaptop Lightning dan USB-C, kemudian buka aplikasi terbaru DJI, Mimo, untuk bisa mengoperasikan kamera 4K termungil seharga Rp 5,999 juta ini.

Fitur Utama:
- Kamera bersensor 12 MP
- ISO 100-3200
- Kecepatan rana 8-1/8000
- Merekam video 4K (resolusi 3840×2160)
- Resolusi lain 1920×1080 pada 24/25/30/48/50/60/120fps
- Video resolusi maksimum/format: 4K/MP4/MOV - MPEG-4 AVC/H.264
- Sensor Gambar 1/2.3 CMOS
- Gimbal tiga sumbu
- Panjang 12 sentimeter, berat 116 gram
- Daya tahan baterai 2 jam saat mengambil gambar 4K di 30fps
- Aplikasi DJI Mimo
- Mode: Panorama, Timelapse, dan Motionlapse
- Slot kartu memori: MicroSDMax

Selanjutnya: Desain...

1. Desain

DJI Osmo Pocket. TEMPO/Ryan Maulana

DJI Osmo Pocket termasuk kamera dengan gimbal mekanis yang berukuran sangat kecil. Terlebih, jika melihat hasil foto dan videonya. Di tangan, perangkat terbaru DJI ini pun sangat kokoh, dilengkapi tas jinjing untuk perlindungan tambahan.

Gimbal mekanis tiga sumbu yang disematkan memiliki dua fungsi. Pertama, stabilisasi. DJI Osmo Pocket bagaikan gabungan GoPro Hero 7 Black dengan kamera Google Pixel 3: stabilisasi digabungkan dengan EIS (electronic image stabilizer). Menariknya, DJI membuat gimbal, yang semula besar, menjadi sangat ringan dan bisa masuk di kantong.

Kedua, gimbal ini bisa membuat efek kamera sinematik. Motor di dalamnya bisa menggerakkan kamera dengan cara yang sangat halus. Dijamin, imajinasi liar Anda untuk membuat video dengan angle out of the box akan lahir. Namun, di atas itu semua, mengingat ukurannya yang sangat kecil, DJI Osmo Pocket akan agak canggung digunakan. Kuncinya, Anda butuh sedikit berlatih dan mengenali kelebihan serta kekurangannya.

2. Fitur dan Kontrol

DJI Osmo Pocket. TEMPO/Ryan Maulana

Ukurannya yang hanya 12 sentimeter membuat kita harus berkompromi dengan operasional DJI Osmo Pocket. Di bawah gimbal ada dua tombol dan layar sentuh berukuran 1 inci. Meski begitu, layar seukuran perangko ini sangat berguna untuk melihat pratinjau video dan gambar diam. Layar ini juga memberi akses ke beberapa pengaturan.

Untuk menyalakan DJI Osmo Pocket, tekan tombol daya selama lima detik. Kemudian di layar akan muncul beberapa mode penggunaan, seperti foto, video, slow-motion, timelapse, atau panorama. Anda bisa menggesernya ke kanan untuk memilih mode 4K dan 1080p pada 60fps atau 30fps.

Untuk pengaturan gimbal, geser layar ke atas. Anda akan menemukan mode "follow" yang berarti mengunci sumbu, "tilt locked" yang akan membantu Anda dalam mengambil video portrait, dan "FPV" atau mode kamera aksi. Namun, satu hal yang tidak dapat dilakukan layar DJI Osmo Pocket, yakni menggerakkan kamera saat merekam. Untuk bisa eksplorasi lebih jauh, Anda harus memasang smartphone Anda dan menggunakan kontrol di aplikasi DJI Mimo. Turun ke bawah layar ada slot penghubung, bisa Lightning atau USB-C (konektornya ada di dalam kotak.

Ukurannya yang hanya 12 sentimeter membuat kita harus berkompromi dengan operasional DJI Osmo Pocket. Di bawah gimbal ada dua tombol dan layar sentuh berukuran 1 inci. Meski begitu, layar seukuran perangko ini sangat berguna untuk melihat pratinjau video dan gambar diam. Layar ini juga memberi akses ke beberapa pengaturan.

Untuk menyalakan DJI Osmo Pocket, tekan tombol daya selama lima detik. Kemudian di layar akan muncul beberapa mode penggunaan, seperti foto, video, slow-motion, timelapse, atau panorama. Anda bisa menggesernya ke kanan untuk memilih mode 4K dan 1080p pada 60fps atau 30fps.

Untuk pengaturan gimbal, geser layar ke atas. Anda akan menemukan mode "follow" yang berarti mengunci sumbu, "tilt locked" yang akan membantu Anda dalam mengambil video portrait, dan "FPV" atau mode kamera aksi. Namun, satu hal yang tidak dapat dilakukan layar DJI Osmo Pocket, yakni menggerakkan kamera saat merekam. Untuk bisa eksplorasi lebih jauh, Anda harus memasang smartphone Anda dan menggunakan kontrol di aplikasi DJI Mimo. Turun ke bawah layar ada slot penghubung, bisa Lightning atau USB-C (konektornya ada di dalam kotak.

Meski sudah memiliki aplikasi sendiri, DJI Osmo Pocket tidak bisa dikendalikan dari jarak jauh menggunakan smartphone. Untuk menekan rana, misalnya, Anda harus menggunakan aksesoris opsional yang tidak disertakan dalam kotak.

3. Aksesoris

Aksesoris DJI Osmo Pocket. (newsshooter.com)

Kekurangan dari ukurannya yang kecil ialah sulit untuk dikendalikan dengan alat yang tersedia. Kameranya memang sangat kompak, tapi kontrolnya sangat terbatas. Saat ini terjadi, Anda butuh aksesoris--yang sayangnya dijual terpisah.

Setidaknya ada tiga aksesoris tambahan yang perlu Anda beli kalau ingin nyaman menggunakannya. Di antaranya, yaitu modul nirkabel, aksesoris mount, dan roda pengendali. Namun, belum ada harga resmi di Indonesia terkait Osmo Pocket Expansion Kit tersebut.

DJI juga kabarnya sedang menyiapkan aksesoris lainnya, seperti ND atau neutral density yang bisa membatasi jumlah cahaya masuk ke lensa. Nantinya ini bisa digunakan untuk memperpanjang kecepatan rana, sehingga menghilangkan blur saat mode foto. Mikrofon eksternal dengan adaptor jack 3,5mm tampaknya juga sedang disiapkan. Selain itu, tongkat ekstensi dan case anti-air.

Selanjutnya: Performa...

4. Performa

Hasil foto DJI Osmo pocket. TEMPO/Ryan Maulana

Saat awal digunakan, rasanya sedikit canggung. Tapi semua itu terbayar dengan performanya secara keseluruhan, baik dari segi gambar, video, bahkan daya tahan baterai. Yang jelas, DJI Osmo Pocket terbaik di kelas harga Rp 5-6 juta.

Seperti dijelaskan sebelumnya, cara pengoperasian kamera ini sangat simpel. Misalnya, untuk kamera selfie. Tekan tombol "function" tiga kali, kamera akan berputar ke arah Anda. Fitur FaceTrack-nya secara otomatis akan mengikuti wajah Anda ke manapun. Focal length kameranya jgua sangat baik dalam skala kamera kecil. Dan aperturenya memberikan efek bokeh yang sangat indah.

Performa fokus kameranya sama seperti kamera aksi lain. Berita baiknya, DJI Osmo Pocket bisa membuat efek bokeh seperti kamera profesional. Namun, terkadang autofokusnya lambat dan sedikit bingung untuk menentukan subjek antara yang dekat dan jauh, terutama pada malam hari.

Sesekali fokus saat mode foto juga sesekali melenceng. Bukan berarti buruk. Sebab, ini menandakan fokusnya sangat fleksibel, alih-alih hanya berada di tengah. Mungkin ini karena imbas dari fitur bernama ActiveTrack dalam mode video. Layaknya drone-drone DJI, fitur ini bisa mengikuti subjek selama operator kamera dan subjek tidak bergerak sangat cepat, karena gimbalnya tidak dirancang untuk itu. Kameranya memang bagus, tapi sayang format 4K tidak tersedia dalam mode foto.

Hasil foto DJI Osmo pocket. TEMPO/Ryan Maulana

Padahal ketika dipakai untu memotret pun kinerjanya sangat bagus. Dalam Motionlapse, misalnya. Anda bisa mengambil empat titik dalam 180 derajat. Dengan sedikit kesabaran, Anda juga bisa mendapatkan beberapa efek luar biasa yang tidak mungkin terjadi dengan ponsel cerdas (kecuali jika Anda memasukkannya ke gimbal seperti DJI Osmo Mobile 2).

Demikian pula, mode gerak lambatnya berfungsi dengan baik jika Anda merekam sambil menggerakkan kaki dan kamera secara bersamaan. Sekali lagi, ada beberapa batasan: hanya tersedia dalam 1080p dan memotong gambar Anda secara besar-besaran. Tetapi selama Anda memotret dalam cahaya yang layak, Anda bisa mendapatkan slo-mo yang indah dan dramatis.

Daya tahan baterainya pun cukup bikin terkesan. DJI mengklaim dapat menembak 4K pada 30fps selama dua jam. Dalam pengujiannya, tepatnya baterai habis dalam 1 jam 52 menit. Satu-satunya yang sangat kurang adalah kualitas audio. Terdapat dua mikrofon, satu di bagian depan dan di bawah. Suara yang masuk memang lumayan. Namun, agar dapat menangkap suara yang bulat, Anda harus mendekatkan mikrofon ke subjek.

5. Kamera Video
Kualitas video DJI Osmo Pocket sangat mengesankan untuk kamera sekecil ini, meski memang bukan yang terbaik. Lensa berukuran 25,7mm dengan sensor 1//2.3 sangat kompak.

Meski begitu, kinerja perangkat ini sangat terbatas dalam kondisi yang menantang. Misalnya saat kondisi cahaya di luar ruangan tidak konsisten dan cahaya rendah. Tentu saja, itu memang masalah yang kerap ditemukan dalam kamera ukuran serupa. Tapi kamera ini merupakan lompatan yang signifikan dari kamera smartphone paling premium sekalipun karena gimbal tiga sumbunya.

Saat mendapatkan cahaya yang baik, kualitas videonya sangat tajam dan warna yang masuk cukup akurat. Secara alami ada sedikit noise ketika memotret pada malam hari atau di dalam ruangan, yang terutama terlihat dalam mode slow-motion.

Masuklah ke dalam menu manual, Anda akan menemukan banyak hal mengejutkan. ISO (100-32000), kecepatan rana (hingga 1/8000), dan anti-flicker yang mampu menangkap cahaya berkelip. Anda juga bisa mengubah bitrate video dari "Fine" ke "Superfine", meski kami tidak melihat begitu banyak perbedaan.

6. Kesimpulan
Jika Anda seorang vlogger, YouTuber, atau orang yang iseng dalam mengambil video, DJI Osmo Pocket adalah alat baru yang hebat. Perangkat ini satu-satunya yang menggabungkan video 4K dengan gimbal tiga sumbu. Pakailah ActiveTrack atau Motionlapses, Anda akan mendapatkan kamera mungil nan serbaguna.

Memang, semuanya ada batas. Audionya tidak sehebat kualitas videonya. Selain itu, meski mampu merekam video 4K yang tajam dan sinematis, kualitasnya tidak jauh dari smartphone premium. DJI Osmo Pocket pun tidak cocok dipakai untuk olahraga ekstrem. Untuk hal ini, GoPro Hero 7 Black tetap lebih baik.

Kelebihan:
- Merekam video secara halus dan stabil
- Sangat kompak dan benar-benar dapat dikantongi
- Aplikasi menawarkan banyak kedalaman dan keserbagunaan
- Daya tahan baterai bagus untuk ukurannya

Kekurangan:
- Membutuhkan aksesori untuk membuka banyak potensi
- Autofocus terkadang lambat
- Kualitas audio hanya rata-rata
- Tidak kedap air tanpa kasing
- Tidak ada streaming langsung

Simak artikel menarik lainnya seputar DJI Osmo Pocket hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus