Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Saham raksasa pencarian internet Alphabet Google anjlok 3,5 persen hingga pukul 11:30 ET Senin, 17 April 2023, menimbulkan kerugian kapitalisasi pasar hampir US$ 50 miliar (Rp 740 triliun) setelah publikasi cerita New York Times menunjukkan bahwa Alphabet mungkin bukan raksasa pencarian internet lebih lama lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seperti yang dilaporkan Times pada akhir pekan, mitra utama Alphabet, Samsung, yang membangun waralaba ponsel cerdasnya di balik perangkat lunak Google, sedang mempertimbangkan untuk membuang Google dan menggantinya dengan Bing yang diberdayakan oleh Microsoft ChatGPT sebagai mesin pencari default pada ponsel cerdas barunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dan itu bahkan bukan berita terburuk untuk Alphabet.
Jika Samsung membatalkan atau mengurangi kontraknya dengan Google, ini akan membahayakan aliran pendapatan tahunan US$ 3 miliar untuk Alphabet. Tapi sedikit lebih jauh lagi, Alphabet bersiap untuk memperbarui kontrak yang lebih besar lagi, US$ 20 miliar dengan Apple untuk penggunaan Google di iPhone.
Apple memiliki sejarah putus dengan pemasok utama untuk menempuh jalannya sendiri, jadi ini tampaknya merupakan risiko yang lebih besar bagi Alphabet.
The Times menggambarkan reaksi Alphabet terhadap kemungkinan itu sebagai hampir "panik", karena 80 persen pangsa pasarnya dalam pencarian internet diserang.
Tapi apakah "panik" benar-benar reaksi yang tepat terhadap berita ini? Memang, US$ 3 miliar -- dan tentu saja US$ 20 miliar adalah angka yang besar. Tapi bisnis pencarian Google berkali-kali lebih besar daripada keduanya dengan perkiraan US$ 162 miliar per tahun.
Dan hanya karena pembuat ponsel cerdas tidak menjadikan Google sebagai mesin telusur defaultnya, tidak mencegah pengguna menginstal Google secara mandiri. Singkatnya, pendapatan yang dicapai Google di sini bersifat hipotetis dan berpotensi tidak sebesar yang seharusnya.
Risiko yang lebih besar adalah Google telah menyerahkan inisiatif kepada Microsoft dalam perlombaan kecerdasan buatan baru ini. Google kini dipaksa untuk mengejar ketertinggalan dari Microsoft. Alphabet membuat perubahan pada Google dengan cepat, memperkenalkan chatbot Bard, dan sekarang bekerja dengan tergesa-gesa untuk mempersiapkan proyek mesin pencari baru yang disebut Magi.
THE MOTLEY FOOL
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.